Setelah fase anal, anak memasuki fase falik hingga usianya 5 tahun. Pada fase ini kenikmatannya mengarah atau bersumber pada organ genital.
Baca juga: Jerawatan Sampai Dewasa Tanda Gangguan Hormonal?
Tak heran, sering ditemui anak memainkan alat kelaminnya. Di masa falik ini pula sudah terjadi identifikasi.
Masalah identifikasi inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran Freud mengenai mulai adanya oedipus dan electra complex.
Di tahap ini, anak sudah mengidolakan siapa yang paling berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan di dalam tiga fase tadi. Pada orang tersebutlah kemudian anak akan mengidentifikasinya.
Pada usia awal, sebetulnya baik anak laki-laki maupun perempuan akan mengidentifikasi diri mereka pada sosok ibu, mengingat kelekatan anak dibangun pertama kali dengan sosok ibu.
Kelekatan ini masih ada dalam fase falik.
Kemampuan berpikir dan belajar yang semakin berkembang, kata Freud, mendorong munculnya masalah dalam proses identifikasi anak.
Anak laki-laki melihat adanya kemiripan dirinya secara fisik dengan ayah. Dia melihat bagaimana ayahnya pun menyayangi ibu.
Karena itu anak laki-laki mengidetifikasikan dirinya dengan ayah meskipun di sisi emosionalnya anak mulai merasakan sang ayah sebagai kompetitor dan ancaman.
Kecemasan ini membuat anak laki-laki ini beridentifikasi sedemikian rupa dengan ayah untuk tujuan merebut perhatian dan mendapatkan cinta ibunya. Demikian pula dengan anak perempuan.
Baca juga: Ingat Rasanya Jatuh Cinta Pertama Kalinya? 7 Hal Berikut Ini Pasti Pernah Anda Alami!
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR