Tuan Redi hidup sebagai seorang manusje van alles serba bisa, yang selalu ingin dianggap paling pinter sendiri di seluruh muka bumi, karena dapat menggertak tentang segala macam hal.
Namanya termasyur sebagai orang yang sering berkelahi dengan majikan-majikan pekerjaannya yang terdahulu.
Tapi mungkin ia akan marah-marah mengajak berkelahi lagi, kalau ia mendengar namanya sekarang ternyata hanya dipakai untuk memanggil cacing-cacing saja, yang hidup dalam perut siput di kecomberan-kecomberan.
BACA JUGA: Bijak Menyantap Seafood
Dalam Redia itu terbentuk lagi telur-telur baru yang nantinya dapat menetas menjadi redia baru lagi. Tapi kebanyakan akan menetas menjadi larva baru yang lain lagi modelnya. Yaitu mempunyai ekor. Jadi siap sedia untuk berenang lagi.
Dan model inipun mempunyai nama lain juga : Cercaria, untuk memudahkan (kegagalan) ujian para mahasiswa ilmu cacing-cacing.
Ia (cacingnya itu) meninggalkan badan siput, kemudian berenang sejauh jauhnya ke tempat lain, untuk kemudian menetap pada salah sebatang tanaman tepian, seperti rumput-rumputan misalnya.
Ekornya yang tidak berguna lagi itu kemudian ditanggalkan, dan ia membangun semacam rumah kaca (cyste) berdinding tebal dari lendir kental yang all weather proof, tahan segala macam badai dan taufan.
Dalam cyste yang kuat inilah ia tak dapat berbuat lain kecuali menunggu saja dengan sabar kedatangan seekor sapi kurus, kerbau ngantuk atau kambing hitam yang berkenan makan rumput, yang ketempelan cyste itu.
Dalam perut binatang tak berdosa ini, dinding cyste itu dilarutkan oleh asam chlorida getah lambung.
Dan cacing muda yang muncul daripadanya kelak menembus dinding usus, untuk masuk ke dalam pembuluh darah menuju ke hati. Di sinilah cacing itu betul-betul “makan ati".
Bagaimana kalau cyste itu tidak menempel pada rumput, tapi pada rumah siput lain yang berjejer-jejer di tepi selokan, kemudian dipungut orang dan dijual di pasar debu sebagai kreco asin rebus?
Sangat boleh jadi ada yang mungkin kurang masak merebusnya, sehingga cyste yang weather proof, tahan segala masih tahan menghadapi segala macam kemungkinan, baik yang mungkin maupun yang tidak mungkin.
BACA JUGA: Konsumsi Seafood Demi Jantung Sehat
Kalau kreco semacam ini kemudian kita hisap dari dalam rumahnya, maka sangat boleh jadi ada cyste utuh yang ikut nebeng meluncur ke tenggorokan, masuk perut kita.
Kalau kemudian pecah karena bekerjanya asam chlorida getah lambung dalam perut kita, maka cacing yang kemudian tumbuh sebagai cacing dewasa akan merusak hati juga.
Biasanya kita akan menderita “penyakit kuning", kalau serangan cacing itu sampai menganggu tugas pekerjaan hati kita (yaitu menghasilkan empedu untuk memecah lemak), sehingga banyak butiran-butiran lemak yang lolos ke usus dan diserap oleh darah menembus dinding.
Kalau kemudian banyak yang beredar dengan darah ke seluruh tubuh, mereka menyebabkan warna kuning pada mata dan kulit orang yang bersangkutan.
Gara-gara keselundupan cacing Trematoda, karena makan siput yang kurang matang memasaknya.
(Ditulis oleh Slamet Soeseno. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 1974)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR