Sampai pada 1793, saat City Hotel dibangun di cikal bakal wilayah Kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable.
Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni.
Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.
(Baca juga: (FOTO) Langka! 7 Foto Bersejarah Ini Memiliki Makna Tersendiri Dalam Setiap Momennya)
Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di. AS. Tremont bersaing ketat dengan Astor House, yang dibangun di New York, 1836.
Saat itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat.
Saat pembangunan jaringan kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir di tiap perhentian (stasiun) ada hotel.
Maksudnya jelas, untuk mengakomodasi orang-orang yang baru saja bepergian dengan kereta api. Karena masa itu naik KA sangat melelahkan, hotel-hotel pun "dipersenjatai" berbagai hiburan pelepas penat.
Hotel jenis ini, diembeli-embeli dengan kata "transit", karena memang ditujukan buat para musafir.
Toh, seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel KA tak lagi menarik minat para investor.
Maklum, orang kemudian lebih suka jalan-jalan pakai mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran "motel", gabungan kata "motor hotel" alias tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor.
Kejayaan motel tak berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era sang motel.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR