Keesokan paginya, 11 Mei, mereka dengan susah payah akhirnya dapat menyeberangi Kanal Albert setelah sisa-sisa kubu pertahanan Belgia di benteng dapat dilumpuhkan oleh komando Witzig.
Siang harinya pasukan penyeberang dapat melakukan kontak dengan satuan komando Witzig.
Bersamaan dengan itu, pasukan Belgia yang jumlahnya jauh lebih besar takluk, menyerahkan Fort Eben-Emael kepada Witzig.
Dengan tiadanya halangan besar, pasukan Jerman dapat lebih leluasa memasuki jantung Belgia.
Dalam pertempuran merebut Eben-Emael, satuan komando Witzig kehilangan enam anggota dan 15 lainnya terluka. Sedangkan di pihak Belgia 23 tewas dan 59 luka-luka.
Dari evaluasi serangan pasukan khusus ini, jelas keberhasilan mereka berkat perencanaan matang, latihan komprehensif dan intensif, serta keprajuritan yang sempurna.
Meskipun jumlahnya kurang dari 100 orang yang harus menghadapi musuh 10 kali lipat, mereka tak pernah memberi kesempatan pada lawan untuk mengambil inisiatif.
Bahkan pasukan Belgia seolah-olah dijadikan tawanan di dalam benteng mereka sendiri.
Witzig yang dinaikkan pangkatnya dan memperoleh penghargaan Salib Ksatria, kemudian bertugas terus di pasukan payung dan bertempur di Pulau Kreta, medan Afrika Utara serta Front Rusia.
Ia ditawan Sekutu pada akhir perang dan dibebaskan pada September 1945.
Tahun 1956 ia dipanggil bertugas kembali oleh Pemerintah Jerman Barat untuk ikut membina pasukan komando di Bundeswehr, Angkatan Darat Jerman. Ia baru pensiun tahun 1974.
(Baca juga: Jika Telinga Anda Berdenging, Maka Itu Merupakan Pertanda dari 5 Hal Ini)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR