Advertorial
Intisari-Online.com -Di jajaran arsenal Adolf Hitler, nama tank Tiger (Pzkpfw VI) melambung bak roket yang ditembakkan orang ke angkasa.
Semua ini karena karakter, kemampuan, dan kiprahnya di seantero peperangan telah membuat musuh pontang-panting.
Di kancah perang Tunisia, Afrika Utara, saat Jerman pertama kali bertempur melawan Sekutu, monster lapis baja ini memuntahkan delapan tembakan dan berhasil menghancurkan tank musuh dalam sekejap.
Alagai kehadirannya kerap tak terdeteksi musuh. Tidak heran pula kalau tank yang punya kanon kaliber 75 mm ini masuk kategori senjata paling mematikan selama Perang Dunia II.
Sebagai senjata mematikan rancangan awal Tiger dimulai pada 1939.
(Baca juga:Foto Tank Leopard Ambles: Teknologi-teknologi Unggulan yang Ada di Tank Leopard TNI AD)
Meski mulanya cukup meragukan, namun sejak 1941 tank ini mendapat perhatian langsung dari Hitler hingga produksinya dipercepat.
Pembenahan pada rancangan awal pun dilakukan. Di antaranya perubahan mendasar pada besar kaliber laras dan bobot tank.
Dari semula hanya berkaliber 75 mm larasnya didongkrak menjadi 88 mm dan bobot dari semula 30 ton menjadi 45 ton.
Tak heran bila kemudian tank Tiger mendapat sebutan juga sebagai Deadly 88.
Kiat ini diambil untuk mengungguli laras-laras tank Soviet. Maklumlah, sebagai musuh yang paling dipertimbangkan di Front Timur, Soviet memiliki monster-monster lapis baja berkaliber besar juga.
Tank Tiger hasil perombakan dipersembahkan tepat pada hari ulang tahun sang Fuhrer pada 20 April 1942 di Rastenburg.
Dua pabrikan berlomba menghadirkan wujud yang diinginkan Hitler serta spesifikasi yang pas untuk AD Jerman (Wehrmacht).
Pabrikan itu adalah Henschel (pembuat Tiger awal) dan Porche. Henschel memenangkan kompetisi itu karena dinilai lebih superior dan produknya mudah dalam hal produksi.
Tiger versi baru ini diberi nama Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf H.Tigers Ausf H diproduksi antara Agustus 1942 hingga Agustus 1944.
Jumlah total yang dibuat kurang lebih 1.350 unit dengan harga per unit 250 ribu Marks. Saking ngebutnya proses produksi, pernah dalam satu bulan tank ini dibuat sebanyak 104 unit!
(Baca juga:Keren! Inilah Panser ANOA Produksi Pindad Indonesia yang Jadi Kebanggan Negara)
Selain mengusung kanon andalan kaliber 88 mm, Tiger juga dilengkapi senapan mesin koaksial MG-34 kaliber 7,92 mm.
Tank mampu mengusung 84 rounds senjata utama dan 5.850 rounds untuk senapan mesin.
Bagian sisi tank dilapisi baja dengan ketebalan tinggi. Terutama sisi bagian kubah yang rentan terhadap serangan senjata antitank musuh.
Walau demikian, Tiger juga tidak luput dari kekurangan. Ini pula yang di medan perang menjadi semacam bumerang buat dirinya.
Kelemahan paling menyolok adalah sistem track dari roda-roda geriginya. Saat kena lumpur atau salju berlebihan, sistem track langsung macet.
Cukup ironis mengingat tank sebenarnya didesain untuk bisa melintasi parit-parit yang pada saat hujan menimbulkan lumpur.
Titik kelemahan ini ternyata diketahui pihak Tentara Merah.
Tidak heran bila pasukan Soviet kerap melakukan pengepungan terhadap pasukan Jerman di pagi hari.
Atau dimana cuaca masih dingin dan salju-salju belum mencair demi melumpuhkan Tiger.
Kelemahan lain adalah mesin Maybach VI2 berkapasitas 21.000 cc.
(Baca juga:Dibayang-bayangi Nazi, Filsuf Jerman Walter Benjamin Memilih Bunuh Diri)
Tetapi, itu pada versi awal. Upgrading dalam hal dapur pacu dilakukan pada versi H tahun 1943 dengan meningkatkan kapasitas mesin menjadi 23.000 cc.
Tiger pun mampu melaju lebih kencang dan lebih gesit di medan laga.
Di medan perempuran Kursk, Tiger merupakan tank yang paling banyak diturunkan Jerman.
Saking mendesaknya kebutuhan saat itu, banyak Tiger lepas kandang tanpa pengecekan paripurna.
Ini pula yang jadi titik lemah Jerman saat itu. Tiger yang semestinya unggul melawan tank-tank Soviet malah mengalami banyak trouble di tengah jalan.
Untuk mengatasi digunakanlah taktik dimana Tiger lebih banyak digunakan sebagai mesin penghancur jarak jauh (1.500 meter).
Ketimbang harus closed-quarter fighting atau tempur jarak dekat melawan T-34.
Soal rekor tempur, Tiger bolehlah mendapat acungan jempol. Satu Tiger bisa menghancurkan 8 tank Rusia.
Peristiwa ini dibukukan Komandan Tige, Sepp Rannel pada 18 Oktober 1943.
Ada lagi yang lebih gila. Michael Whittman, Komandan Tiger yang lain bahkan membukukan 119 kills yang diperoleh dalam berbagai pertempuran termasuk perang di Normandia.
(Baca juga:Sang Pemburu dan Pemenang di Perang Dunia I Itu Tetap Saja Meminta Korban Pesawat Tempur)
Whittman diantaranya menghancurkan 25 tank Inggris, 14 half-track dan 14 Bren-gun carrier.
Dengan kemampuan dan kualitas yang begitu mumpuni, paska PD II, tank Tiger terus dikembangkan dan kemudian lahirlah tank Leopard II.
TNI AD termasuk beruntung karena telah memiliki 61 unit Leopard II yang dari sisi kemampuan jauh melebihi tank Tiger.
Khususnya kecanggihan teknologi tempurnya yang sudah serba digital.