Daripada mereformasi caranya, Fu Sheng memilih untuk memenuhi ramalan dengan mengeksekusi istrinya sendiri, Permaisuri Liang, bersama dengan beberapa pejabat penting, termasuk ayah permaisuri, Liang An, dan pamannya, Mao Gui.
Meskipun sifatnya haus darah, Fu Sheng bukan tanpa jasa.
Menurut catatan sejarah, Fu Sheng memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, dan sifatnya yang brutal menjadikannya seorang prajurit yang ganas dalam pertempuran.
Dia bahkan dikatakan cukup kuat untuk melawan binatang buas sendirian.
Namun demikian, ia tidak memiliki keterampilan memerintah yang seharusnya membuatnya menjadi jenderal yang lebih baik.
Pemerintahan teror Fu Sheng berlangsung sangat singkat yakni selama dua tahun.
Dia digulingkan oleh sepupunya, Fu Fa dan Fu Jian, yang segera menyerang istana dengan pasukan mereka ketika diketahui bahwa Fu Sheng berencana untuk mengeksekusi mereka.
Para penjaga kerajaan, yang sudah membenci raja, memutuskan untuk membelot.
Akibatnya, aturan Fu Sheng berakhir. Dia ditangkap dan dieksekusi dengan diseret oleh seekor kuda.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR