Lebih luas dari itu, sebenarnya beliau hendak menekankan bahwa apa pun yang terjadi sebisa mungkin harus dihadapi atau diselesaikan sendiri.
Baca Juga : Meskipun Beda Keraton, Hubungan Ki Hajar Dewantara dan Sultan Hamengkubuwana IX Ternyata Sangat Akrab
Maka dalam banyak hal jadilah saya seperti yang diharapkan Bapak. Contohnya, dalam perjalanan mengikuti tes masuk ITB, ban mobil yang saya kendarai gembos di Padalarang.
Tanpa bantuan siapa pun, saya lepas ban bocor itu dan saya pasang ban serep.
Kegemaran: Ngebut
Hidup saya selanjutnya penuh dengan tantangan-tantangan menghadapi akibat yang saya timbulkan sendiri. Saya pun tertempa untuk mandiri.
Hal yang memaksa saya untuk berkelakuan lebih "dewasa" adalah ketika kakak tertua pergi melanjutkan sekolah ke Jerman.
Baca Juga : Ketika Raffles Menjarah Keraton Yogyakarta
Adik-adik yang berjumlah 4 orang yang seluruhnya laki-laki itu kemudian memandang saya, selain kakak saya yang nomor 2, sebagai saudara tua yang wajib dipatuhi dan dijadikan teladan.
Menyadari itu, saya pun menjaga kelakuan di depan mata mereka. Tetapi bukan berarti tingkah-laku saya berubah total.
Kesukaan saya main layang-layang, misalnya, masih tetap saya lakukan bersama dengan adik-adik.
Dan saya pun membela mereka, termasuk berkelahi melawan anak laki-laki, bila saya melihat adik-adik diganggu atau dinakali.
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR