Dan lebih penting lagi, naluri kelaki-lakian (kalau boleh disebut begitu) saya terpuaskan.
Anak saya yang mendengar kelakuan saya, mengeluh kenapa ibunya bertindak seperti itu. Katanya, "Ibu mbok jangan begitu. Sopir itu tidak bisa membayangkan Ibu yang istri raja naik ke atap seperti tadi."
Dalam hati saya geli. Anak saya tidak tahu bagaimana sepak terjang ibunya waktu masih muda.
Memanjat pohon dan genting rumah, bagi saya dulu adalah perkara sepele.
Baca Juga : Seperti Inilah Kisah Ketika Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip Jatuh Cinta, Romantis!
Sambil memaklumi keberatan anak saya, saya tak lupa wanti-wanti kepadanya agar belajar hidup mandiri.
Artinya, sebisa mungkin mengatasi segala hal dengan kemampuan sendiri, sejauh itu bisa dilakukan.
Dihajar bapak
Dalam kecekatan fisik tertentu, saya lebih sigap daripada Mas Herjuno. Misalnya, membetulkan listrik mati, saya yang lebih dulu punya inisiatif dan melakukannya.
Banyak contoh lainnya yang mengandalkan kegesitan lelaki, ternyata dalam beberapa hal saya lebih bisa diandalkan dibanding suami saya.
Baca Juga : Malam 1 Suro: Air Bekas Cucian Kereta Kencana Keraton Yogyakarta Dipercaya Bisa Bikin Awet Muda
Jelas,latar belakang masa kecil dan muda membentuk unsur kelaki-lakian dalam diri saya hingga sekarang.
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR