Advertorial

Bukan Hanya untuk Mengandung, Ternyata Rahim Juga Berpengaruh pada Kecerdasan, Bagaimana Bisa?

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sebuah penelitian baru yang dilakukan peneliti di Arizona State University pada tikus menjelaskan bahwa rahim memiliki fungsi di luar kehamilan.
Sebuah penelitian baru yang dilakukan peneliti di Arizona State University pada tikus menjelaskan bahwa rahim memiliki fungsi di luar kehamilan.

Intisari-Online.com – Seperti yang kita tahu, rahim memiliki fungsi yang sakit penting untuk para wanita. Khususnya saat kehamilan.

Namun tahukah Anda bahwa rahim punya fungsi lain di luar kehamilan?

Ya, sebuah penelitian baru yang dilakukan pada tikus menjelaskan bahwa rahim memiliki fungsi di luar kehamilan.

Fungsi apa itu?

Baca Juga : Anak Anda Sering Jatuh Padahal Sudah Bukan Balita Lagi? Wajar atau Justru Sinyal Bahaya?

Dilansir dari iflscience.com pada Kamis (13/12/2018), serangkaian percobaan yang dilakukan oleh para peneliti di Arizona State University menunjukkan bahwa organ milik wanita tersebut mempengaruhi memori kerja.

Diketahu memori kerja adalah jenis pemrosesan informasi jangka pendek yang terlibat dalam melaksanakan tugas-tugas kompleks seperti belajar, penalaran, dan navigasi.

“Banyak orang yang membicarakan tentang hubungan antara otak dan ovarium. Namun belum jelas apa hubungannya,” kata Heather Bimonte-Nelson, penulis senior dari penelitian ini.

“Kini, setelah penelitian ini kita tahu bahwa estrogen dan progesteron memiliki efek yang ditandai pada hal-hal seperti memori.”

“Sehingga dengan hasil ini kami mulai berpikir tentang sistem otak rahim-ovarium dan bukan hanya sistem otak indung telur.”

Baca Juga : Berat Badannya Hanya 22 Kg, Tetapi Anak Ini Dianggap Obesitas dan Berpotensi Bahaya Bagi Kesehatan, Kok Bisa?

Menurut tim Bimonte-Nelson, sekitar sepertiga rahim wanita telah diambil (histerektomi) pada usia 60 tahun, dan sebagian besar operasi ini terjadi sebelum terjadinya menopause.

Alasan ada banyak. Namun yang paling umum adalah fibroid (lesi jinak yang menyakitkan), endometriosis, prolaps uterus, hiperplasia (ketika lapisan uterus tebal abnormal, menyebabkan perdarahan berat), dan kanker.

Sementara sebagian wanita lainnya mempertahankan rahim mereka.

Namun dengan hasil penelitian ini, di mana rahim punya fungsi di luar kehamilan, maka ketika dokter merekomendasikan histerektomi atau si wanita ingin melakukannya, sebaiknya memberitahu fungsi lain rahim ini.

Tujuannya agar si wanita dapat meningkatkan kualitas hidup.

Proses penelitian

Dalam penelitian mereka, tim peneliti mengacak tikus menjadi empat intervensi.

Yaitu kelompok histerektomi, kelompok histerektomi plus ooforektomi, kelompok kontrol operasi, dan kelompok pembedahan palsu.

Setiap kelompok berisi 14 hingga 15 tikus.

Baca Juga : Nekat Hidup dengan Mayat, Kisah 3 Orang Ini Sangat Unik, Sekaligus Menyeramkan

Setelah periode pemulihan enam minggu, setiap memori kerja hewan diuji dalam labirin air dengan delapan bagian yang memancar dari titik pusat.

Di ujung empat bagian ada platform tersembunyi yang bisa dijelajahi oleh tikus.

Tikus-tikus ditempatkan ke pusat labirin dan jika mereka berenang ke platform, mereka ditarik dari labirin.

Setiap tikus kemudian ditempatkan ke labirin lagi sehingga mereka bisa belajar.

Hasilnya tim peneliti terkejut menemukan bahwa tikus dari kelompok histerektomi bernasib lebih buruk dibandingkan dengan semua kelompok lain.

Hal serupa terjadi pada tikus kelompok histerektomi plus ooforektomi.

Dari sinilah para peneliti berpendapat bahwa jika rahim diangkat, maka ia memiliki dampak merugikan seperti masalah memori kerja (kognisi).

“Terlihat memorki kerja sangat sensitif jika terjadi sesuatu pada rahim.”

Baca Juga : Jangan Abaikan Perut Buncit, Pria Ini Tak Sadar 'Perut Buncitnya' Ternyata Tumor Seberat 34 kg

Artikel Terkait