Ketika ditanya berapa gaji mereka, mereka berkata dengan kesal. "650 Riyal Qatar (QAR) gaji pokok sebulan."
Untuk membangun salah satu stadion besar yang dapat mempesona dunia pada tahun 2022, mereka harus bekerja delapan jam sehari, enam hari seminggu.
Jadi, 650 QAR sekitar Rp2,6 juta. Per minggu 160 QAR sekitar Rp600 ribu per minggu.
Alhasil, para imigran mengirim semua uang mereka ke keluarga. Padahal mereka juga butuh uang untuk hidup di Qatar.
Seorang pekerja lainnya (26) mengatakan dia tidak memiliki uang bahkan untuk makan.
"Tidak ada nasi, tidak ada sayuran, tidak ada ayam. Hanya chapati," katanya.
Dan sedihnya, dia sudah makan-makanan tak layak selama delana bulan lamanya.
Ada lagi seorang pekerja asal Bangladesh yang mengakui dimarahi istrinya karena pergi ke Qatar.
"Saya punya istri dan anak perempuan berusia 10 tahun. Ketika saya memutuskan pergi ke Qatar, saya kira saya bisa dapat uang banyak," ceritanya.
"Namun saya tidak mendapatkan apa-apa dan istri saya marah. Dia mengatakan saya seharusnya tidak pergi."
Dengan berbagai masalah pekerja tersebut, diharapkan pemerintah Qatar berusaha untuk memakmurkan pekerja agar gelaran Piala Dunia 2022 berjalan baik.
Baca Juga : Perang Dagang Memanas, Mengapa Kapal Induk USS Ronald Reagan Tetap Diizinkan Merapat di Hong Kong?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR