Padahal tujuan utama serangan APRI pada hari pertama adalah menguasi Riau demi mencegah campur tangan militer AS dan CIA.
Setelah upaya pengalihan konsentrasi pasukan PRRI berhasil diciptakan pada 12 Maret 1958 ribuan pasukan APRI pun didaratkan di Sungai Pakning dan Dumai guna menguasai Riau.
Serbuan pasukan APRI yang sangat terlatih ternyata tidak mendapatkan perlawanan berarti sehingga pada hari itu juga seluruh Riau berhasil dikuasi.
Instalasi minyak milik AS pun berhasil diamankan sementara pasukan PRRI memilih melarikan diri ke pedalaman dan sebagian lainnya menyerah.
Kocar-kacirnya pasukan PRRI yang mundur ke pedalaman tanpa koordinasi membuat strategi CIA yang telah memesan agar instalasi minyak AS dibakar menjadi terlupakan dan gagal total.
Dengan demikian pasukan AS yang telah disiagakan pun batal mendarat di Sumatera.
Sebaliknya banyak sekali persenjataan buatan AS yang ditinggal begitu saja oleh PRRI dan menjadi bukti fisik bahwa militer AS dan CIA memang sudah jauh terlibat.
Demi menuntaskan pemberontakan PRRI pasukan APRI pun terus melakukan pengejaran hingga ke pelosok daerah di Sumatera Utara vdan terlibat dalam berbagai pertempuran sengit.
Gempuran pasukan APRI secara besar-besaran baik lewat udara dan laut baru dilaksanakan pada 17 April 1958 melalui operasi militer bersandi Operasi 17 Agustus.
Operasi pendaratan pasukan secara besar-besaran sebanyak 68.500 orang yang merupakan pertama kali dalam sejarah peperangan RI berlangsung di utara Padang (Tabing) dengan mengerahkan 6 kapal perang dan 19 kapal angkut.
Hadirnya puluhan ribu pasukan APRI melalui laut disusul penerjunan pasukan para komando (RPKAD) lewat udara di kota Padang ternyata berhasil membuat pasukan PRRI jatuh mentalnya dan kemudian memilih kabur ke pedalaman.
Pasukan RPKAD yang diterjunkan di Lapangan Udara Padang dan tidak mendapat perlawanan berarti bahkan dikejutkan oleh banyaknya persenjataan canggih buatan AS yang ditinggalkan.
Keberadaan persenjataan canggih dalam jumlah besar itu makin membuktikan bahwa pihak AS dan CIA benar-benar menginginkan bahwa pasukan PRRI bisa menghadapi pasukan APRI.
Namun, menghadapi semangat tempur pasukan APRI yang umumnya memiliki jiwa pejuang tahun 1945 yang masih menyala-nyala, pasukan PRRI ternyata kalah mental.
Semangat tempur pasukan APRI demi mempertahankan kemerdekaan RI dan Pancasila inilah yang luput dari perhatian CIA, sehingga operasi rahasia CIA dengan memanfaatkan PRRI akhinya gagal total.
Dalam serbuan taktis selama satu hari itu kota Padang yang merupakan pusat pemerintahan PRRI jatuh ke tangan APRI .
Kendati untuk melumpuhkan pasukan PRRI yang mundur ke pedalaman harus melalui berbagai pertempuran sengit dan banyak jatuh korban jiwa, pemberontakan PRRI akhirnya berhasil dipadamkan.
(Baca juga: Aneh, Uang Tabungan Milik Sejumlah Nasabah BRI Berkurang Secara Misterius)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR