Pada tahun 1956, Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan.
Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
(Baca juga: Academy Award 2018 Digelar, Inilah Sejarah Piala Oscar yang Jadi Idaman Semua Artis!)
Lalu ketika melihat banyak orang melahap mi di dekat Toserba Hankyu di Osaka, pikiran Ando tergugah.
Kenapa tidak membuat mi dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mi?
Apalagi mi dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide liar itu terus bergulir di benaknya. Cuma, ia tidak mau membikin mi biasa yang sudah banyak beredar di pasaran.
Ia ingin membuat mi bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat di mana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mi dan bereksperimen membuat mi instan di emper belakang rumahnya.
Mula-mula mi digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah. Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu.
Dipilihnya kuah ayam karena rasanya yang netral. Ando membawa contoh mi instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Emper rumahnya tak kuasa menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mi instan dibantu keluarganya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR