Caesar kemudian mengawinkan Cleopatra dengan Ptolemy XIV yang kala itu masih berusia 12 tahun. Langkah ini tak pelak memperkuat dugaan orang. Ternyata memang benar.
Kehadiran bocah ingusan ini di sisi Cleopatra hanya dipakai sebagai tabir untuk "mengamankan" perselingkuhan mereka. Ini cara cerdik yang dilakukan Cleo sebelum akhirnya ia mau berterus terang.
Apalagi tak lama setelah Caesar meninggalkan Mesir, Cleopatra hamil. Dengan perhitungan matang, mengingat Caesar tidak memiliki anak dari istri sahnya di Roma, Cleopatra menamai anaknya Ptolemy Caesar, yang dipanggilnya Caesarion.
Ia membawa anak itu ke Roma tahun 46 SM. Kedatangannya di Roma disambut meriah dan hangat, bahkan secara khusus Caesar membuat patung emas Cleopatra yang ditempatkan di Kuil Venus Genetrix.
Sayang, Cleopatra harus memendam kekecewaan besar, ketika pada akhirnya Caesar tidak memilih Caesarion sebagai pewaris takhta, melainkan justru memutuskan Octavian, cucu laki-laki saudaranya.
Putus sudah harapan Cleo menancapkan pengaruhnya di Romawi. Dalam keputusasaan ia pulang ke Mesir.
Sakit hati Cleopatra kepada Caesar terbalaskan ketika Romawi diperintah oleh triumvirat generasi berikutnya; yakni Octavian, Lepidus, dan Markus Antonius. Nama yang tersebut terakhir inilah yang kemudian berhasil "dijerat" dalam pelukannya.
Saat itu Mesir sudah berhasil memakmurkan diri, bahkan terkaya di kawasan Laut Tengah bagian timur. Kemakmuran itulah yang menarik minat Markus Antonius datang pada tahun 41 SM.
Misinya mencari dana untuk membiayai peperangan melawan bangsa Parthia, sebuah kerajaan di tenggara Laut Kaspia.
Kedatangan Antonius ke Mesir disambut hangat oleh Cleopatra. Berbagai jamuan pesta makan dan minum dirayakan.
Kedua pihak meneken memorandum of understanding (MoU) bilateral. Cleopatra berjanji memberi dukungan material kepada Antonius dalam peperangannya melawan bangsa Parthia.
Sebaliknya Antonius melindungi kepentingan dan keamanan Cleopatra, terutama dalam menyingkirkan Arsinoe, saudaranya yang terlalu ambisius.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR