Intisari-Online.com – Dilahirkan tahun 69 SM, Cleopatra adalah anak ketiga dari raja Mesir Auletes yang bergelar Ptolemy XII.
Raja ini terkenal dengan sebutan sang Peniup Seruling. Untuk mendapatkan dukungan dalam memegang tampuk pemerintahannya, Ptolemy harus sering mondar-mandir ke Roma, bahkan mungkin pernah ditemani Cleopatra kala ia berusia 12 tahun.
Dasar lintah darat, pihak Romawi minta bayaran 10.000 talen sebagai imbalan jasa. Jumlah itu dua kali lipat APBN Mesir.
Ptolemy memang tak punya banyak pilihan. Apa-lagi negeri yang ditinggalkan sedang menghadapi banyak masalah.
Si sulung Tryphaena, merebut kekuasaan dan tampil jadi ratu. Merasa memiliki hak yang sama, Berenice sang adik, tega membunuh kakaknya agar bisa naik takhta.
Beberapa waktu kemudian, Ptolemy pulang dan dengan bantuan Roma membunuh anaknya sendiri untuk dapat merebut kembali tampuk kekuasaan.
Mestinya, sepeninggal Ptolemy XII tahun 51 SM, kerajaan diwariskan kepada Cleopatra (18) yang saat itu sudah dijodohkan dengan Ptolemy XIII yang tak lain adalah saudaranya sendiri.
Masa itu negeri Mesir gagal panen dan dilanda paceklik panjang. Namun Pothinus, orang kasim istana, muncul mengambil alih kekuasaan.
Mengaku sebagai wali dari Ptolemy XIII yang kala itu baru 12 tahun, ia mengusir Cleopatra ke luar benteng keraton.
Pada waktu yang sama, di Roma sedang terjadi perebutan pengaruh di antara anggota triumvirat - Caesar, Pompei, dan Crassus - yang memegang tampuk pemerintahan.
Dalam pergolakan itu, Caesar berhasil memukul mundur prajurit Pompei yang kemudian mengungsi ke Mesir.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR