Advertorial
Intisari-Online.com – Tahukah Anda jalan makadam?
Jalan makadam adalah jalan dari batu pecah yang diatur padat lalu ditimbuni kerikil, hingga permukaahnya keras.
Nama makadam berasal dari nama penggagasnya yaitu John Loudon Mc Adam (1756 - 1836). Makadam lahir berkat semangat untuk membangun lebih banyak jalan.
Maka, perlu cara membuat jalan secara cepat dengan biaya tidak terlalu tinggi. Makadam diakui sebagai pembuka jalan kemajuan konstruksi jalan.
(Baca juga:Kucing Ini Terlahir Bermuka Dua, Apakah Ia 'Titisan' Dewa Janus Romawi?)
(Baca juga:Beruntung! Pria Ini Temukan 600 Koin Perak Era Romawi Kuno yang Harganya Capai Rp3,6 Miliar)
Di akhir abad XIX, seiring dengan makin banyaknya pemakai sepeda, jalan yang mulus semakin dituntut.
Tahun 1824, untuk pertama kali jalan beraspal dibuat, cuma dengan menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu di Champ-Elysees, Paris.
Selanjutnya, hadir jalan beton semen portland di Skotlandia pada 1865. Meski lebih kuat, jalan beton mudah retak.
Sedangkan aspal punya kelebihan sebagai pengikat yang tahan air dan plastis alias memiliki kemampuan "kembang-susut" yang baik terhadap perubahan cuaca.
Aspal telah dipakai sejak masa sangat awal. Peninggalan dari sekitar milenium 3 SM di Mohenjodaro, Pakistan, berupa penampung air dari batu bata yang bertambalkan aspal adalah buktinya.
Aspal jalan modern adaldh hasil karya imigran Belgig Edward de Smedt di Columbia University, New York. Tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal modern dengan kepadatan maksimum.
Aspal itu pertama kali dipgkai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington,D.C. tahun 1877.
Kini, sedikitnya 90% jalan utama di perkotaan selalu memanfaatkan aspal.
(Baca juga:Di Zaman Romawi, Duel Gladiator yang Tewaskan Siswa SMA di Bogor Dianggap Seni Tingkat Tinggi)
Jangan bandingkan kondisi itu dengan keadaan jalan pertama, yang muncul sekitar tahun3000 SM.
Jalan itu masih berupa jalan setapak, dengan konstruksi sesuai kendaraan beroda masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.
Lalu dibangunlan jalan yang menghubungkan Mesopotamia - Mesir, selain sebagai fasilitas perdagangan, juga pertukaran budaya.
Jalan utama pertama, adalah Jalan Bangsawah Persia, yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2-857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500 - 300 SM.
"Jalur Kuning" adalah jalan tertua di Eropa yang berawal di Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia Timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya, bila digabung panjangnya mencapai 3.200 km.
Jalan memegang peran penting atas kelangsungan suatu bangsa, itu diakui Bangsa Romawi kuno. Tak heran mereka banyak membangun jalan.
Di puncak kejayaannya, Romawi telah membangun jalan sepanjang 85.000 km.
(Baca juga:Wah, Arkelolog Temukan Mal Kuno Zaman Romawi yang Sudah Berusia 2.000 Tahun)
Jalan itu terbentang mulai Inggris di utara hingga Afrika Selatan, dan dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia (sekarang Portugal dan Spanyol) hingga Teluk Persia.
Teknik membangun jalan pun amat beragam. Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah serupa “bubur", dipilih jalan kayu.
Gelondong kayu dipasang di atas lapisan ranting, lalu di atasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui ranjau "bubur" itu.
Di Kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tak meluncur turun.
Sedangkan masyarakat di Lembah Indus sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering.
Namun, bangsa Romawilah penemu konstruksi jalan secara ilmiah. Jalan-jalan yang berciri khas lurus-lurus itu terdiri atas empat lapis.
Yang pertama adalah hamparan pasir atau adukan semen, lalu lapisan batu besar datar, disusul lapisan kerikil dicampur kapur, terakhir lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api.
Ketebalan jaIan itu 0,9- 1,5 m. Rancangan mereka termasuk yang tercanggih sebelum muncul teknologi pembuatan jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX.
Sayangnya, jalan itu rusak saat Romawi mulai runtuh. (Dari pelbagai sumber/Sht)
(Baca juga:Foto Salah Satu Korban Letusan Gunung di Zaman Romawi Kuno Ini Jadi Viral, Alasannya Tak Terduga)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 2001)