Sesuai dengan tugas dan doktrin untuk tidak melaksanakan perlawanan, RI Nagabanda berusaha menghindari setiap serangan dengan cara berubah-ubah haluan dan kedalaman penyelaman.
Tapi karena kejaran kapal-kapal perang Belanda begitu intensif dan seperti tak ada ruang bagi RI Nagabanda untuk menghindari ledakan bom, yang bisa dilakukan hanyalah menyelam sedalam mungkin.
Untuk menghindari pantauan radar dari kapal perang Belanda yang bekerja berdasar suara mesin dan juga bentuk kapal, Mayor Wignyo akhirnya memerintahkan untuk mematikan mesin.
Kapal selam kemudian berhenti pada kedalaman laut ekstrem sekitar 180 meter di antara lubang karang.
(Baca juga: Demi Pacarnya, Wanita Ini Lakukan 30 Kali Operasi Plastik. Padahal ‘Aslinya’ Sudah Cantik)
Dalam posisi berhenti di antara batu karang, bentuk kapal akan tersamar oleh karang sehingga radar pencari sasaran pada kapal perang Belanda berhasil dikecoh.
Cara meloloskan diri dengan mematikan mesin dan berhenti pada kedalaman ekstrem itu cukup aman.
Karena adanya inversi di mana berat jenis air di bawah air lebih besar dibandingkan dari yang di atas, maka kapal selam tetap pada posisi mengambang.
Operasi perburuan atas RI Nagabanda yang dilakukan oleh kapal-kapal perang AL Belanda berlangsung hingga 36 jam.
Setelah keadaan aman dan permukaan laut bersih dari patroli AL Belanda, Mayor Wignyo memerintahkan kapal selam naik ke permukaan.
Keputusan untuk naik ke permukaan itu diambil karena akibat penyelaman pada kedalaman ekstrem itu kemudian kapal selam RI Nagabanda mengalami kerusakan sehingga tidak bisa menyelam lagi.
(Baca juga: 6 Gejala Sederhana Ini Bisa Menjadi Tanda Anda Terkena Leukemia, Salah Satunya adalah Sering Demam!)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR