Advertorial

N22-Nomad, Pesawat ‘Pencetak’ Banyak Janda yang Pernah Dioperasikan Pilot-pilot TNI AL Bermental Baja

Moh Habib Asyhad

Editor

Pilot-pilot TNI AL sudah paham jika Nomad merupakan pesawat yang berpotensi celaka. Maka sewaktu terbang pilot-pilot TNI AL akan sangat waspada dan sekaligus bermental baja.
Pilot-pilot TNI AL sudah paham jika Nomad merupakan pesawat yang berpotensi celaka. Maka sewaktu terbang pilot-pilot TNI AL akan sangat waspada dan sekaligus bermental baja.

Intisari-Online.com -Dalam dunia penerbangan militer ada sejumlah pesawat yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecelakaan, meski pesawat bersangkutan tetap saja dioperasikan.

Misalnya, pesawat pengebom milik militer AS B-26 Marauder yang pada Perang DUnia II termasuk mudah tertembak jatuh atau mengalami kecelakaan.

Akibatnya ribuan pilot dan awak pesawat B-26 Marauder gugur meninggalkan para isteri yang selalu berharap suami mereka pulang dari peperangan dengan kondisi selamat dan sehat.

Gugurnya para pilot dan awak pesawat B-26 membuat banyak wanita jadi janda membuat pesawat pengebom yang diawaki oleh 7 orang itu dijuluki “the widow maker” alias “pesawat pencetak janda”.

Bahkan ada yang menjulukinya “the flying coffin” alias “keranda terbang”.

(Baca juga:Prajurit TNI Angkatan Laut, Naik Pangkat Bukannya Diberi Bingkisan Malah Disemprot Air)

Dalam Perang Dunia II AS kehilangan 43 ribu pesawat tempur dan sebagian besar yang hancur adalah pesawat-pesawat pengebom seperti B-26 Marauder.

Indonesia sendiri pernah memiliki pesawat militer yang juga mendapat julukan the widow maker, yakni N22-Nomad milik TNI AL.

Pesawat Nomad yang bisa mendarat di landasan pendek dan diproduksi oleh Australia itu jumlah total produksinya mencapai 170 unit.

Sebanyak 24 pesawat Nomad telah mengalami kecelakaan fatal sehingga menewaskan sebanyak 76 awaknya.

Militer Australia lalu melakukan penyelidikan dan menemukan masalah pada sistem rancangan Nomad.

Akibatnya pesawat-pesawat Nomad lainnya yang dioperasikan oleh Australia langsung di-grounded dan tidak boleh terbang lagi.

(Baca juga:Inilah Skill Istimewa Paskhas yang Tak Dimiliki Pasukan Elite Lain, Tentara Australia Sampai Segan)

Tapi anehnya sisa-sisa pesawat Nomad Australia ternyata “dijual murah” dan salah satu pembelinya adalah Indonesia yang kemudian dioperasikan oleh TNI AL.

Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) mengoperasikan Nomad sebagai pesawat patroli laut pada tahun 1980-an sebanyak 27 unit.

Pilot-pilot TNI AL sudah paham jika Nomad merupakan pesawat yang berpotensi celaka.

Maka sewaktu terbang pilot-pilot TNI AL akan sangat waspada dan sekaligus bermental baja.

Sedikitnya 3 unit pesawat Nomad TNI AL telah jatuh dan menewaskan para awaknya.

Korban yang tewas dalam kecelakaan pesawat Nomad biasanya cukup besar. Pasalnya nomad yang diawaki oleh 2 kru bisa mengangkut 14 penumpang.

(Baca juga:Tebang Pohon Durian, Nenek 92 Tahun Dipenjara: Jangan Sidang Aku Lagi Pak Hakim, Aku Sudah Lelah)

Oleh karena itu jika dalam kecelakaan pesawat ada 15 bapak-bapak yang gugur otomatis akan “mencetak” setidaknya 15 janda.

Untuk menghindari bencana yang kemungkinan ditimbulkan lagi oleh Nomad, TNI AL lalu menggantikannya dengan pesawat produski PTDI, yakni CN-235 MPA dan C-212 MPA.

Semoga tidak ada lagi janda-janda yang disebabkan kecelakaan pesawat, baik komersil maupun militer.

Artikel Terkait