Advertorial
Intisari-Online.com – Ini adalah kisah Vannessa Fisher, ibu dua anak dari Inggris.
Ia merasa proses kelahiran putra pertamanya tidak seperti yang diharapkannya dan ia merasa kecewa dengan pengalaman melahirkan di rumah sakit.
Jadi, ketika ia hamil anak kedua ia menginginkan sesuatu yang berbeda. Ia pun mencari berbagai informasi proses melahirkan di dunia maya.
Setelah menemukan cara yang dianggapnya tepat, ia memutuskan proses melahirkan itu harus benar-benar alami. Ia memilih untuk melahirkan dengan teknik bunga lotus.
BACA JUGA:Kejamnya Pergaulan Mama-Mama Jepang
Itu adalah teknik melahirkan yang tidak biasa, yang dikritik banyak para ahli kesehatan. Teknik ini membuat orangtua tidak memotong tali pusat.
Jadi, ari-ari yang keluar bersama bayi dibiarkan tetap menempel di bayi hingga lepas secara alami.
Banyak dokter yang memperingatkan bahwa prosedur ini meningkatkan risiko infeksi pada bayi.
Namun, Vanessa tetap pada rencananya melahirkan dengan teknik lotus ini. Hal yang pertama dilakukannya adalah meyakinkan sang suami, Nick Fisher.
“Awalnya suamiku kaget dengan ide ini tetapi a mendukungnya. Sementara anggota keluarga yang lain tidak terlalu setuju dengan ide ini,” cerita Vanessa di Mirror Online.
Ia pikir hal itu lebih karena tehnik ini tidak umum. Ia juga tidak menemukan pendapat yang cukup valid dari siapapun untuk mempertimbangkan kembali keputusannya itu.
Menurutnya, ketidaklaziman sulit bagi orang-orang untuk dimengerti. Kita sudah begitu terbiasa dengan batasan pengobatan ala barat sehingga tidak mempertimbangkan alternatif lainnya.
“Argumen mereka termasuk ari-ari yang pasti tidak menarik. Ari-ari yang tetap terikat justru membuat mereka lebih hati-hati dengan bayi,” kata Vanessa.
Jadi, ketika ia melahirkan putra kedua, Ashton Nathaniel Fisher, pada awal bulan ini dengan berat 3,85 kg, proses itu pun dimulai.
BACA JUGA:Mulai Sekarang, Berhentilah Makan Nasi Sisa Kemarin! Ini Alasannya
Ia melahirkan di bak mandi berisi air dan membiarkan ari-ari bayinya tetap menempel dengan tali pusar di perut anaknya.
Untuk mengurangi resiko infeksi, mereka mencuci ari-ari itu. Setelah itu ari-ari dilumuri dengan garam dan rempah-rempah termasuk lavender dan rosemary dan dibungkus.
“Di hari berikutnya setelah kelahirannya, tali pusar Ashton menjadi sangat kering dan rapuh seperti ranting,” kata Vanessa.
Ia melanjutkan, pada hari kelima tali pusar patah. Ari-ari itu pun terpisah dan sebagian dari tali pusat yang tersisa masih melekat dan baru terputus dari perut pada hari kesembilan.
Proses ini sukses, tidak menyebabkan infeksi apapun atau membuat bayi tidak nyaman. Putranya memutuskan tidak menggendong bayi Ashton hingga ari-arinya terlepas.
Menurutnya, dipotong atau tidak, tali pusar akan lepas secara alami dari ari-ari. Tidak ada kekurangan apapun dalam cara yang telah dirancang oleh Tuhan dalam proses mulai dari kehamilan, melahirkan, sampai menyusui.
“Aku menemukan ada ibu-ibu yang membiarkan tali pusar tetap menempel selama beberapa menit hingga berjam-jam setelah kelahiran untuk membiarkan ari-ari berhenti berdenyut. Ini meyakinkan bahwa ada waktu bagi ari-ari mengalirkan darah ke bayi,” cerita Vanessa.
Baginya, ide itu benar-benar menyatu dengannya. Ia pun bersiap pada pendekatan sangat alami dalam kehamilannya, dan menyingkirkan interfensi medis yang tidak perlu dianggapnya sangat penting.
Dalam pikirannya, ia membayangkan selama sepuluh bulan di rahim, bayi hanya tahu ibunya memberi kehidupan. Ari-arinya memberi gizi dan tali pusat menghubungkan keduanya.
Setelah lahir bayi secara normal dikeluarkan dari rahim dan dipisahkan dengan tali pusar dan ari-arinya. Jalinan peristiwa ini ia bayangkan dapat menjadi trauma secara emosional bagi bayi.
Pengenalan ibu di luar dapat tidak terhindarakan, tetapi perpisahan dari tali pusar dan ari-ari terlihat lebih emosional bagi bayi.
“Aku yakin bahwa pada waktu itu bahwa tali pusar lepas secara alami dan ari-ari menyelesaikan pekerjaannya memberi nutrisi dan darah ke bayi, bayi punya waktu untuk membangun suatu hubungan baru dan bergantung pada ayah,” tutup Vanessa Fisher.
The Royal College of Obstetricians dan Gynaecologis telah memberikan peringatan akan potensi bahaya metode lotus ini.
“Bila dibiarkan selama beberapa waktu setelah kelahiran, ada risiko infeksi pada ari-ari yang dapat menyebar ke bayi. Ari-ari cenderung menjadi infeksi karena mengandung darah,” kata Dr. Patrick O’Brien.
Ia menambahkan, begitu lahir, tali pusar akan berhenti berdenyut. Ari-ari tidak lagi bekerja dan menjadi jaringan yang telah mati.
Meskipun demikian, wanita yang ingin menerapkan metode lotus harus terus memeriksa tanda-tanda adanya infeksi.
BACA JUGA:Jangan Pernah Lagi Makan Nasi Bersama Mi Instan, Akibatnya Bisa Sangat Berbahaya!