Dari Hendy juga akhirnya ditemukan bahwa ada keterlibatan dua orang lainnya, Glenda “Jesse” Ray yang merupakan anak Ray, serta Dennis Roy Yancy, rekan Glenda. Bersama Ray, keduanya terlibat dalam pembunuhan wanita bernama Marie B. Parker.
Yancy kemudian mengaku pernah menjadi saksi aksi sadomasokis yang dilakukan oleh Ray. Malah beberapa kali terlibat. Dia juga melihat bagaimana Ray menyiksa seorang gadis di dalam Toy Box, namun bersikeras menyatakan bahwa wanita tersebut telah setuju untuk menjalani penyiksaan tersebut.
Dalam wawancara lebih lanjut diketahui bahwa Marie Parker adalah mantan pacar Yancy. Perempuan malang itu diculik pada 5 July 1997 oleh Ray, Glenda dan Yancy. Setelah menjalani penyiksaan, Yancy diberi tali dan diperintahkan untuk membuang korban ke sebuah danau. Sayang, lagi-lagi para penyelidik tidak berhasil menemukan tubuh korban.
Pada 10 April 1999, Yancy divonis terlibat dalam pembunuhan. Dia harus menjalani dua hukuman yang masing-masing lamanya 15 tahun penjara. Hendy yang memberikan banyak informasi dalam kasus ini mendapat penurunan jumlah dakwaan, dari 25 menjadi 5 dakwaan. Dia dihukum 36 tahun penjara.
Sementara itu, Glenda baru ditangkap pada 26 April 1999. Dia harus menghadapi 37 tuntutan, termasuk penculikan dan penyiksaan secara seksual. Sebuah koran melaporkan bahwa pada usia 13 tahun, sebenarnya Glenda pernah melaporkan perbuatan ayahnya terhadap seorang wanita di Mexico.
Tak lama setelah Hendy dihukum, seorang ibu dari Colorado melapor ke polisi bahwa anaknya pernah hilang selama tiga hari dan kembali dalam kondisi tubuh acak-acakan dan lupa segalanya. Sebelum membaca berita tentang Ray, dia menduga anaknya berada di bawah pengaruh narkoba.
Polisi mengunjungi wanita dan anak gadisnya tersebut. Setelah diidentifikasi, ternyata dia adalah wanita yang ada dalam video rekaman Ray. Gadis tersebut terlihat disiksa di luar kehendaknya. Bahkan tato yang dimilikinya juga sesuai. Sayangnya, dia mengalami gangguan ingatan meski masih dapat menyebut Toy Box dan mengingat siksaan seksual apa saja yang dialaminya.
(Baca Juga : Tragis, Pengantin Wanita Dibunuh di Hari Pernikahan dan Bayi Dalam Kandungannya Diambil oleh Pembunuhnya )
Pencarian yang terhenti
Hakim Distrik, Neil Mertz, memutuskan untuk mengadili Ray dalam tiga kasus yang berbeda. Pengadilan pertama dilakukan pada 28 Maret 2000 di Tierra Amarilla. Kasus yang diangkat adalah penculikan dan penyerangan secara seksual terhadap Cynthia. Pembagian ini tentunya membuat semua bukti yang ada tidak dapat digunakan secara bersamaan.
Akan tetapi, hanya berselang beberapa hari setelah para juri terpilih, Ray terkena serangan jantung. Menurut pengacaranya, Jeff Rein, Ray memang memiliki riwayat masalah jantung. Namun para jaksa menilai itu hanya upaya menunda proses pengadilan.
Di luar dugaan, belum lama Ray dirawat, hakim Mertz berencana untuk memulai pengadilan yang berbeda untuk gadis kecil dari Colorado. Meskipun kasus ini sangat lemah dalam hal bukti, Mertz tetap merencanakan pengadilan tersebut di bulan Mei.
Pada 7 Mei 2000, Angelica yang mengaku sebagai korban kedua Ray meninggal karena pneumonia pada usia 25 tahun. Dia menjadi pecandu narkoba dan tampak sangat kesulitan melupakan pengalaman mengerikannya saat disiksa oleh Ray.
Gadis dari Colorado yang namanya tetap dirahasiakan dan saat ini berusia 22 tahun muncul di pengadilan. Namun sang gadis ternyata memiliki ingatan yang buruk. Dia sudah tidak ingat perlakuan Ray terhadap dirinya.
Akibatnya, pada 14 Juli, hakim Mertz menyatakan bahwa dalam kasus gadis dari Colorado, Ray terbebas dari tuduhan. Hakim menilai kesaksian korban kurang meyakinkan untuk kasus orang yang mengalami penyiksaan di luar keinginannya. Salah satu koran menyatakan, “Banyak sekali orang yang menikmati penyiksaan saat melakukan seks” atau yang dikenal dengan masokis. Gadis itu dan ibunya hanya bisa menangis.
(Baca Juga : (Foto) Berani Lihat? Taman Neraka di Thailand Ini Menawarkan Beragam Siksa 'Akhirat' Kepada Pengunjung )
Mengaku bersalah
Pengadilan berlanjut pada November 2000. Saat itu jaksa diganti menjadi Jim Yontz. Namun, pengadilan tersebut ditunda karena beberapa hari setelah dipilihnya Yontz, Hakim Mertz meninggal. Baru pada April 2001, terpilihlah hakim yang baru, Kevin Swezea.
Dalam kesempatan ini, pengadilan memutuskan Ray bersalah dan menerima hukuman untuk 12 dakwaan. Dalam suatu wawancara dengan stasiun TV, Ray menyatakan dirinya merasa diperkosa. Dia beralasan, “Saya memberikan kesenangan pada wanita dan melakukan apa yang mereka ingin saya lakukan.”
Menariknya, pada Juni 2001, Ray memberikan pengakuan bersalah. Tapi dia minta syarat, hukuman untuk Glenda, anaknya, dikurangi. Ray pun dihukum 223 tahun penjara. Sementara itu, Glenda yang dianggap tidak terlibat dalam penculikan dihukum sembilan tahun penjara. Namun hukuman itu dikurangi menjadi enam tahun (berkat pengakuan Ray) dan kemudian diganti lagi dengan menjalani lima tahun masa percobaan.
Pada 28 Mei 2002, saat akan dipindahkan ke Lea County Correctional Facility, Ray terkena serangan jantung dan meninggal pada usia 62 tahun. Tewasnya Ray menyulitkan investigasi lanjutan untuk mencari kemungkinan korban berikutnya serta lokasi tubuh-tubuh korban yang sempat disebutkan.
Pada November 2002, polisi setempat membuka karavan Ray untuk umum. Tujuannya, agar bila ada korban yang ingatannya hilang, bisa kembali mengingatnya. Hampir semua bagian karavan dibiarkan seperti adanya, termasuk tulisan Ray “Satan’s Den” dan “Bondage Room” serta tentu saja, Toy Box.
Meski sulit untuk menemukan korban lainnya, Ray tetap dikenal luas oleh masyarakat sebagai pembunuh berantai yang cerdas.
(Baca Juga : Dibuat oleh Pelukis yang Sedang Depresi, 10 Lukisan Gelap nan Misterius Ini Benar-benar Menyeramkan )
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR