Mereka terus berjalan sepanang malam hingga mereka menemukan kamp pengungsian di seberang perbatasan di Kamerun. Ajaibnya, Ibrahim dipertemukan kembali dengan suaminya dan keluarganya lagi.
Ibrahim tinggal bersama suaminya selama di kamp pengungsian selama beberapa bulan, sebelum tempat itu diserang kembali oleh gerilyawan Boko Haram.
Suaminya lari meninggalkan Ibrahim yang sedang hamil tua. “Jaga anak kita,” ujarnya kepada Ibrahim yang bersembunyi sepanjang malam di kamp, di bawah selimut, dan saat pagi mendengar berita menyedihkan: suaminya dipenggal.
Dalam kesedihan itu, ia melahirkan bayi perempuan yang ia sebut sebagai “hadiah dari surga”. Bayi perempuan itu lantas diberi nama Gift.
(Baca juga: Arthur Boyt, Pria yang Memakan Daging Lumba-lumba untuk Makan Siangnya di Hari Natal)
Setelah Gift lahir, Ibrahim melanjutkan perjalanannya melarikan diri. Ia pergi ke Maiduguri, berharap bertemu dengan keluarganya yang masih selamat. Di Maiduguri, ia bertemu dengan seorang wartawan yang tinggal di Nigeria bernama Hoffmann. Kepadanya, Ibrahim memutuskan menceritakan kisahnya.
Ibrahim, yang kini 20 tahun, masih tinggal di komplek gereja di Maiduguri dan mengambil kelas menjahit dan menambah penghasilan. Putrinya, Gift, sekarang 2 tahun, dalam keadaan sehat walafiat.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR