Arthur Boyt, Pria yang Memakan Daging Lumba-lumba untuk Makan Siangnya di Hari Natal

Lintang Bestari

Editor

Arthur Boyt, Pria yang Memakan Daging Lumba-lumba untuk Makan Siangnya di Hari Natal
Arthur Boyt, Pria yang Memakan Daging Lumba-lumba untuk Makan Siangnya di Hari Natal

Intisari-Online.comArthur Boyt menemukan lumba-lumba yang mati terdampar di pantai Cornwall. Ia pun langsung menjadikan lumba-lumba itu sebagai menu makan siangnya di hari Natal. Pria berusia 76 tahun ini memang biasa memakan hewan mati apa pun yang ia temukan di jalan. Termasuk musang, landak, tupai, dan berang-berang.

Biasanya, dia mengambil bangkai hewan tersebut lalu membawanya pulang ke rumah. Kalau masih ada sisa makanan, ia membekukan bangkai hewan itu untuk kemudian dimakan nanti. Pada Natal tahun lalu, ia memasak luak di wajan besar. Tahun, ini ia memakan lumba-lumba untuk makan siangnya di hari Natal.

Arthur mengatakan, hal terbaik dari menemukan makanan di jalan adalah, kita bisa mendapat daging tanpa rasa bersalah karena tidak membunuhnya. Hewan-hewan yang dijadikan makanan olehe Arthur adalah hewan yang sudah mati saat ia temukan. “Tidak membunuh binatang adalah satu cara menunjukkan semangat Natal,” kata Arthur.

Namun, Danny Groves, juru bicara Whales & Dolphin Conversation, mengatakan memakan lumba-lumba yang ditemukan di pantai adalah sebuah kejahatan. “Paus dan lumba-lumba bukan properti umum. Jika mereka terdampar di wilayah pantai Inggris, maka harus diurus oleh petugas setempat,” ungkap Danny. Ia menambahkan, paus dan lumba-lumba terdampar biasanya memiliki penyakit sehingga siapa pun yang memakannya, menempatkan diri mereka pada risiko serius.

Di Inggris, lumba-lumba dan paus dikelompokkan pada ‘Royal Fish’. Artinya, ketika sudah mati terdampar pun, mereka adalah milik kerajaan. “Masyarakat tidak berhak untuk mengambil paus dan lumba-lumba itu. Lagipula, sangat tidak bijaksana memakan ikan-ikan yang mati terdampar,” pungkas Danny. (metro.co.uk)