Selain orang-orang kembar yeng menjadi sasaran penelitiannya, orang berbadan kerdil juga menjadi perhatiannya karena memiliki unsur genetika tersendiri.
Eksperimen terhadap manusia yang kadang dilakukan dalam kondisi hidup adalah menyatukan dua orang kembar identik menjadi kembar siam.
Proses penyatuan menjadi kembar siam itu berlangsung beberapa kali dan prosesnya demikian mengerikan karena hasil program kembar siam itu bukan ditujukan untuk hidup tapi dibiarkan mati akibat infeksi akut.
Eksperimen untuk mengubah mata anak-anak menjadi warna lain juga sering dilakukan dengan hasil mengerikan karena bahan kimia yang disuntikkan bersifat merusak.
Uji coba menggunakan racun yang disuntikkan ke hati pada sekitar 14 pasang kembar identik pernah juga dilakukan sehingga mengakibatkan semua korbannya tewas.
Setelah itu dengan tenang dan cermat Mengele melakukan penelitiannya tanpa merasa bersalah atau bahkan berdosa sehingga cerminan dirinya sebagai Malaikat Maut makin menjadi-jadi.
Tapi Mengele justru menganggap semua eksperimen yang dilakukan secara kejam itu bukan suatu kejahatan melainkan sebuah upaya maksimal demi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kekejaman Mengele terhadap para tawanan perang di Auschwitz baru berakhir ketika pasukan Nazi Jerman makin terdesak Sekutu dan kamp Auschwitz ditinggalkan para penjaganya termasuk Mengele pada 7 Januari 1945.
Menjelang keruntuhan Nazi Jerman, Mengele yang menyadari tak lama lagi pasukan Sekutu dan Rusia bisa menangkap dirinya sempat bertugas di kamp Gross Rosen dan unit medis pasukan AD Nazi, Wehrmacht.
Unit itu dipimpin oleh kawan lamanya Hans Otto Kahler. Bersama unit yang baru itu Mengele mulai mengubah identitas dirinya.
Ia berusaha keras lolos dari aksi penangkapan yang dilakukan pasukan Rusia.
Ketika para pemburu penjahat perang Nazi terus melakukan pencarian Mengele di seluruh Jerman hasilnya ternyata nihil dan Mengele pun masih hidup bebas berkat identitas palsunya.
Pasca Perang Dunia II pada bulan Mei 1949 Mengele bahkan bisa tinggal di desa Rosenheim, Bavaria, dan berprofesi sebagai petani. Ia kemudian membangun kontak dengan istri dan kawan-kawannya sekaligus merancang upaya melarikan diri menuju Argentina.
Setelah berhasil memasuki Argentina, Mengele yang kemudian bermukin di Buenos Aires mula-mula bekerja di bidang konstruksi.
Sambl menyamar sebagai pekerja konstruksi, Mengele diam-diam membangun kontak dengan para tokoh Nazi yang sudah terlebih dahulu melarikan diri ke Argentina, seperti Hans Ulrich Rudel dan Adolf Eichmann.
Mengele masih bisa menikmati hari tuanya dan tinggal di bungalow di pinngiran pantai Sao Paulo.
Mengele yang mempunyai hobi berenang itu akhirnya tewas ketika sedang berkunjung di kota pantai Bertioga pada 7 Februari 1979.
Ia ditemukan mati tenggelam. Kemungkinan karena terserang stroke sewaktu berenang di pinggiran pantai Atlantik.
(Baca juga: Pernikahan Aneh! Sepakat Tidak Akan Berhubungan Seks dan Hanya Bersahabat Sampai Maut Memisahkan)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR