Dalam Minox itu ada film yang sudah dipakai. Kami mencuci film itu dan mencetaknya, lalu memotret kembali hasil cetakannya, supaya dalam kamera tetap ada filmnya.
Kami menemukan buku petunjuk mengetik, yang tentunya ada hubungannya dengan tulisan rahasia. Ternyata buku itu dipergunakan sebagai karbon untuk tulisan yang tidak kelihatan.
Kami menginmkannya ke bagian riset kami, supaya bisa memperkaya cara-cara baru untuk mendeteksi tulisan rahasia.
Yang paling menarik adalah pemantik rokok merk Ronson yang ketika dipotret dengan sinar X ternyata berisi dua set buku kode mini. Ada juga daftar peta yang dipakai para pengamat kami.
Kode komunikasi radio yang dipakai oleh Lonsdale jelas bukan buatan Polandia seperti yang tadinya kami duga, melainkan buatan Sovyet.
Sayangnya, kami tidak mendapat catatan kapan biasanya Lonsdale dan Moskwa mengadakan hubungan radio.
Kami memutuskan untuk menempati flat di sebelah Lonsdale, supaya bisa mempergunakan pesawat RAFTER untuk mengetahui kapan dan pada frekuensi apa ia biasa mendengarkan pesawat penerimanya.
Menyalin kode dari buku Lonsdale merupakan pekerjaan yang paling sulit, sebab kami harus membuka lembar demi lembar tanpa ia kemudian merasa curiga.
Saya kebetulan tahu Dinas Rahasia Swis pernah menemukan buku bekas kode KGB.
MI5 lantas meminta MI6 untuk meminjam benda itu pada Swis. Barang itu diambil dengan pesawat RAF khusus dan saya harus menjemputnya di bandar udara.
Buku itu mirip dengan buku Lonsdale. Tepi setiap lembar dilapisi dengan lem tipis supaya saling melekat. Kami melepasnya selembar demi selembar, lalu menganalisis lemnya.
Ternyata bukan buatan Barat, tetapi teknisi kantor pos menyatakan bisa membuatnya.
Setiap lembar buku Lonsdale kami potret, lalu dilem lagi supaya melekat seperti semula. Benda-benda itu kemudian kami kembalikan ke tempatnya di bank.
Para istri dikerahkan
Beberapa hari kemudian kami mendapat kabar dari petugas yang menangani pesawat RAFTER bahwa pesawat penerima di kedubes tiba-tiba aktif dua kali pada bulan September.
Alangkah kagetnya saya ketika tahu bahwa kegiatan pesawat itu terjadi tepat pada hari-hari kami menjalankan ooerasi di bank!
Pada saat itu kami mempergunakan para pengamat di luar. Belum pernah terjadi pesawat penerima di Kedubes Rusia itu aktif antara tengah malam sampai pukul 05.00.
Menurut rencana, Lonsdale akan menemui Houghton pada tanggal 1 Oktober.
Kami pikir, kalau ia tak datang, artinya ia tahu rahasianya terbongkar. Dengan harap-harap cemas kami menunggunya.
Ia tak muncul! Namun, 17 Oktober ia kelihatan memasuki kantornya. Ia tampak hidup seperti biasa, kecuali ia tidak tinggal di flat lama.
Di mana ia menginap tak diketahui. Kami berusaha agar ia tak curiga, jadi penguntitan dikendurkan dan penggunaan RAFTER dihentikan. Soalnya, ia intel berpengalaman.
Pengamatnya kami ganti-ganti terus. Pengamat pagi pun lain dari pengamat malam. Terpaksa para istri dan sukarelawan dikerahkan juga.
Ternyata ia menginap di rumah suami-istri Peter dan Helen Krogers, pasangan Selandia Baru pemilik toko buku kecil di London Barat.
Pertengahan November Lonsdale baru kembali tidur di flatnya. Sebelumnya ia mengambil dulu simpanannya di Midland Bank. Kami pun pindah membawa pesawat RAFTER ke flat di sebelahnya.
Ketika Lonsdale pertama menerima pesan, kami tak bisa memecahkan sandinya. Apakah ia memakai sandi baru?
Kami nekat memasuki flatnya untuk memeriksa pemantik apinya lagi. Buku kodenya ternyata dipakai.
Cuma ternyata ia mempergunakan lebih banyak baris daripada yang diperlukan. Setelah menyadari hal itu, pesannya bisa dibaca jelas.
Ternyata Houghton disebut 'shah' oleh KGB. Lonsdale diberi instruksi tentang bagaimana menangani Houghton, apa yang mesti ditanyakan kepadanya, dokumen apa yang harus diminta.
Lainnya cerita tentang keadaan anak-istrinya di Rusia yang sudah ditinggalkan lima tahun.
Admiralty diberi tahu, tetapi diminta membiarkan Houghton selama tiga bulan supaya kami bisa mendapat lebih banyak informasi.
Dibuang ke WC
Tanggal 14 Januari 1961 CIA memberi daftar bahwa sumber mereka ingin membelot ke AS keesokan harinya. Berarti Houghton, Lonsdale dan mungkin Krogers harus buru-buru ditangkap.
Untungnya Houghton ada janji bersama Lonsdale tanggal 7 Januari dan sepanjang yang kami ketahui, Lonsdale akan menerima pesan radio pagi itu.
Kami akan tahu bila Moskwa memberinya peringatan.
Mengatur penangkapan memerlukan persiapan cermat. Tiga hari lamanya saya hampir tak bisa tidur. Ahli sandi dan sebagainya diikutsertakan.
Jumat malam itu Lonsdale pulang membawa teman wanita. Kami mengikuti kegiatannya di kamar dengan saksama, tetapi sebaiknya tidak diceritakan di sini.
Paginya ia kedengaran membangunkan wanita itu. Setelah temannya pergi, Lonsdale menyetel radio dan menyiapkan catatannya untuk menerima pesan dari Moskwa.
Beberapa menit kemudian ia menyanyi-nyanyi dalam bahasa Rusia di kamar mandi, sebab berita yang diterimanya cuma laporan rutin dan berita keluarga, tak ada peringatan.
Special Branch diminta menyiapkan penangkapan Lonsdale sore itu dan pada saat menerima bungkusan dari Houghton.
Pukul 17.00 telepon kami berdering. "Last Act sudah tamat," begitu kami diberi tahu. Last Act adalah nama sandi untuk Lonsdale. Suami-istri Krogers pun ditahan.
Ny. Krogers sempat membuang isi tasnya ke kloset, tetapi tak keburu menyiramnya sampai hanyut. Ia tak lain dari Lona Cohen. Bersama suaminya, Morris, ia dicari-cari FBI berhubung terlibat spionase nuklir.
Lonsdale lebih misterius. Baru setelah kemudian kami bisa mengenalinya sebagai Konan Trofimovich Molodi, putra seorang ilmuwan terkemuka.
Pejabat KGB itu memakai identitas Gordon Lonsdale, yaitu seorang Kanada asal Finlandia yang sudah lama meninggal. (Spycatchers, the Candid Autobiography of a Senior Intelligent Officer oleh Peter Wright)
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1987)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR