BACA JUGA: Faktanya Jenis Kelamin Bayi Hanya Soal Pemenang dari Persaingan Antara Dua Jenis Sperma Ini
Stres pada jumlah tertentu baik untuk mendorong Anda hanya ke tingkat kewaspadaan optimal, kinerja perilaku dan kognitif.
Di sisi lain, keterlibatan langsung terhadap hal seperti stres, diet, obat-obatan atau racun telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit neuropsikiatrik pada keturunan.
Untuk mempelajari lebih jauh, peneliti melihat epididimis caput pada alat reproduksi jantan di mana sel sperma telah matang.
Selanjutnya mengambil reseptor glukokortikoid yang terlibat dalam transmisi tekanan.
BACA JUGA: Laki-laki Ini Jadi ‘Ayah’ dari 102 Bocah Setelah Melanggar Aturan dan Menyumbang Sperma ke 11 Klinik
Biasanya, stres jantan dengan reseptor glukokortikoid menyebabkan terlalu banyak kortikosteron, hormon stres.
Hal ini dilakukan terhadap keturunannya, yang juga memproduksi kortikosteron lebih banyak.
Namun, ketika tim menyingkirkan reseptor, mereka secara efektif menghentikan kelebihan hormon stres pada keturunannya dan membawa respons hormonal mereka kembali ke tingkat normal.
Studi ini menunjukkan bahwa pengalaman jantan dapat memiliki perubahan yang berlangsung pada perkembangan otak germinal dan perkembangan otak masa depan.
Selain itu juga menawarkan mekanisme novel yang menarik dimana lingkungan dapat secara dinamis mengatur tanda epigenetik sperma.
Langkah selanjutnya adalah melihat apakah proses serupa juga terjadi pada manusia. (iflscience.com)
BACA JUGA: Inilah Alasan Kenapa Perempuan Ibu Dua Anak Ini Rutin Meminum Sperma Setiap Pagi
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR