Dengan cerdik Saddat lalu memilah-milah kembali para veteran Perang Enam Hari tersebut.
(Baca juga: Operation Badr, Kisah Kemenangan Perang Atas Israel Lewat Pertempuran Brutal Satu Lawan Satu)
Beberapa diantaranya adalah teman seangkatan di akademi militer. Misalnya saja Jenderal Ahmed Ismail Ali.
Ali adalah teman seangkatan Saddat di Akademi Militer Mesir dan sama-sama lulus 1938.
Saddat berpendapat, para veteran pasti memiliki pengalaman perang yang amat berharga dan dendam yang bisa dikobarkan kembali dalam perang mendatang.
Semua itu bagai kekuatan tersembunyi. Untungnya lagi, beberapa diantara mereka punya hubugan dengan Uni Soviet.
Jika memang Perang Arab –Israel jadi dikobarkan kembali, dukungan Soviet tentu akan sangat krusial.
Tanpa bantuan militer Soviet, Saddat sangsi Mesir tak akan mampu menghadapi Israel.
Apalagi, bukan rahasia lagi, Israel mendapat dukungan dari AS.
Walaupun banyak yang mempertanyakan siapa sesungguhnya pemenang perang Yom Kippur, Saddat dan rakyat Mesir mengklaim bahwa merekalah pemenangnya.
Alasan mereka cukup masuk akal karena Mesir kemudian berhasil membuat wilayah Sinai sebagai bufferzone.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR