Akibat peperangan pun menjadi berkepanjangan dan memaksa PBB turuntangan. Mereka mengirimkan mediator bernama Count Bernadotte.
Gencatan senjata pun berhasil dicapai pada 18 Juli 1948.
Bernadotte berusaha memanfaatkan waktu damai itu seoptimal mungkin.
(Baca juga: Mengerikan, Wanita Ini Robek Testis Pacar dengan Gigi. Alasannya Bikin Geleng-geleng)
(Baca juga: Sadar Bangsa Yahudi dan Bangsa Arab Tak Dapat Bersatu, Inggris pun ‘Bagi Dua’ Palestina)
Ia segera mengusulkan penyelesaian masalah secara permanen dengan memberikan seluruh wilayah Nagev kepada Arab sedangkan Galilea untuk Israel.
Usulan itu ternyata ditolak baik oleh Israel maupun pihak Arab. Negara-negara Arab kali ini justru bukan khawatir terhadap Israel tapi Yordania.
Berkat kekuatan pasukannya,Yordania memang potensial untuk menguasai Galilea.
Saat itu Israel menunjukkan sikap menolakknya karena faktanya pasukan Israel sanggup melawan negara-negara Arab.
Sebagai akibat perang, orang-orang Arab Palestina banyak yang kabur menjadi pengungsi.
Secara politik dan militer, orang Israel bahkan makin yakin jika mereka bisa menjadi negara homogen(satu suku saja).
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR