Salah satu terjadi di Cleveland yang berasal dari donor seorang wanita yang telah mati karena menderita penyakit komplikasi sehingga harus dikeluarkan rahimnya.
Penn Medicine di Philadelphia juga mengumumkan akan melakukan transplantasi rahim.
Donor rahim dapat dilakukan dalam kondisi pendonor masih hidup ataupun mati.
Baylor university menggunakan cara ke duanya.
(Baca juga: Orang Desa di China Ini Ditetapkan Jadi Miliarder Baru Setelah Tak Sengaja Menemukan Batu Empedu Babi)
(Baca juga: Banyak yang Bertanya, Mengapa Perempuan Bisa Selingkuh? Berikut 4 Alasannya)
Dokter berharap transplantasi dapat dilakukan pada 1.000 wanita agar dapat melahirkan bayi meskipun tidak memiliki rahim.
Syartanya, wanita itu berusia 20 sampai 35tahun dan memiliki ovarium yang sehat.
Mereka akan dibuahi secara in vitro untuk menyuburkan sel telur dan menghasilkan embrio yang dapat dibekukan sampai siap untuk mencoba kehamilan.
Setahun setelahnya embrio dapat dicairkan dan ditanam untuk memastikan apakah rahim dapat bekerja.
Transplantasi rahim tidak bersifat permanen dan akan hilang setelah satu atau dua kali kehamilan yang berhasil.
American Society for Reproductive Medicine menyatakan bahwa lahirnya bayi hasil transplantasi rahim di Dallas merupakan tonggak sejarah pengobatan reproduksi.
Bagi wanita yang tidak memiliki rahim, transplantasi rahim merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar memiliki momongan.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR