Advertorial

Wow! Bayi Pertama Hasil Transplantasi Rahim di AS Akhirnya Lahir dengan Selamat

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com - Bayi pertama hasil transplantasi rahim di Amerika Serikat akhirnya lahir dengan selamat.

Beberapa tahun sebelumnya hal sama pernah terjadi di Swedia.

Seorang wanita melahirkan tanpa rahim di Baylor University Medical Center di Dallas.

(Baca juga:Ni Nengah Widiasih: Kalau Gagal, Ya, Coba Lagi! Kalau Jatuh, Ya, Bangun Lagi!)

(Baca juga:Keren! Meski Punya Keterbatasan Fisik, Nur Ferry Berhasil Persembahkan 4 Emas Bagi Indonesia, Bahkan Memecahkan 3 Rekor)

Baylor University telah melakukan studi selama beberapa tahun dan menjadikan 10 wanita untuk ditransplantasi rahimnya.

Namun, tiga rahim dari 10 wanita tersebut harus dikeluarkan karena aliran darahnya buruk.

Pihak rumah sakit juga tidak mau memberitahu berapa banyak transplantasi yang telah dilakukan sejak saat itu.

Majalah Time melaporkan ada delapan wanita yang saat ini hamil dari hasil transplantasi rahim.

Mats Brannstrom asal Swedia adalah dokter pertama di dunia yang berhasil melakukan transplantasi rahim.

Tahun 2016 silam dia berhasil melahirkan lima bayi dari hasil transplantasi.

Setidaknya ada 16 transplantasi rahim di seluruh dunia.

Salah satu terjadi di Cleveland yang berasal dari donor seorang wanita yang telah mati karena menderita penyakit komplikasi sehingga harus dikeluarkan rahimnya.

Penn Medicine di Philadelphia juga mengumumkan akan melakukan transplantasi rahim.

Donor rahim dapat dilakukan dalam kondisi pendonor masih hidup ataupun mati.

Baylor university menggunakan cara ke duanya.

(Baca juga:Orang Desa di China Ini Ditetapkan Jadi Miliarder Baru Setelah Tak Sengaja Menemukan Batu Empedu Babi)

(Baca juga:Banyak yang Bertanya, Mengapa Perempuan Bisa Selingkuh? Berikut 4 Alasannya)

Dokter berharap transplantasi dapat dilakukan pada 1.000 wanita agar dapat melahirkan bayi meskipun tidak memiliki rahim.

Syartanya, wanita itu berusia 20 sampai 35tahun dan memiliki ovarium yang sehat.

Mereka akan dibuahi secara in vitro untuk menyuburkan sel telur dan menghasilkan embrio yang dapat dibekukan sampai siap untuk mencoba kehamilan.

Setahun setelahnya embrio dapat dicairkan dan ditanam untuk memastikan apakah rahim dapat bekerja.

Transplantasi rahim tidak bersifat permanen dan akan hilang setelah satu atau dua kali kehamilan yang berhasil.

American Society for Reproductive Medicine menyatakan bahwa lahirnya bayi hasil transplantasi rahim di Dallas merupakan tonggak sejarah pengobatan reproduksi.

Bagi wanita yang tidak memiliki rahim, transplantasi rahim merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan agar memiliki momongan.

Artikel Terkait