Atas prestasinya di medan tempur Balkan itu, Schroner mendapatkan penghargaan Knight Cross.
Usai bertugas di Yunani, pasukan 6 Gebirgs kemudian ditugaskan ke medan tempur yang lebih sulit, yaki Rusia (Operation Barbarossa).
(Baca juga: Guderian, Bapak Perang Tank Nazi yang Tak Pernah Dijatuhi Hukuman oleh Sekutu Meski Dilabeli Penjahat Perang)
Di front Eropa Timur, Schroner memimpin pasukan 6 Gebirgs di medan tempur sektor Artic yag terkenal ganas karena selalu diseliputi salju tebal.
Memasuki tahun 1942, pasukan Gebirgsjager terus berdatangan hingga terbentuk XIX Mountain Corps dan sebagai panglima tempur, pangkat Schroner dinaikan menjadi Brigadir Jenderal (General der Gebirgstruppe).
Meskipun bertempur di medan ekstrem Artic, pasukan Schroner yang memiliki slogan populer Artic bukan apa-apa (Arkith ist nichts) bertempur secara gagah berani di kawasan Murmansk da Pechenga Nicled.
Dalam pertempuran sengit itu, Schroner merupakan panglima perang yang terlibat langsung dalam perang satu lawan satu dan berhasil membuuh sejumlah musuh.
Pada tahun 1942 pangkat Schroner dinaikan menjadi Mayjen dan menjabat sebagai komadan Gebirgsjager Corps di Norwegia.
Ketika kembali memimpin front pertempuran di Eropa Timur, Schroner tidak bertugas sebagai panglima pasukan Gebirgsjager melainkan XXXX Panzer Corps dari bulan November 1943 hingga Januari 1944.
Dalam kondisi pertempuran yag hanya bersifat defensiv sambil terus bergerak mundur dari front Eropa Timur, Schroner sempat menjabat sebagai komandn Army Group A dan kemudian Army Group South Ukraina.
Di medann tempur Rumania, pasukan 17th Army terus mndapat gempuran hebat pasukan Rusia sehingga jatuh korban jiwa yang sangat besar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR