Intisari-Online.com - Untuk menghadapi musuh yang menerapkan strategi gerilya, Nazi yang berkuasa di Eropa Timur pada 1941-1943 membentuk pasukan gunung bernama Gebirgsjager.
Sebagai pasukan yang para personelnya memiliki kemampuan mendaki gunung sambil bertempur, Gebirgsjager dikenal sebagai pasukan yang mencintai alam. Mereka juga dikenal suka bercanda.
(Baca juga: Meski Diberi Label Sebagai Pasukan Perdamaian yang ‘Haram’ Bertempur, Pasukan PBB Kerap jadi Korban Perang)
Tapi seperti pasukan Nazi pada umumnya pasukan gunung Nazi juga terkenal kekejamannya.
Pasukan Gebirgsjager pernah terlibat pembantian terhadap lebih dari 3.000 pasukan Divisi Aqcui Italia di Yunani yang bermaksud menyerah kepada Sekutu.
Karena dianggap berkhianat, Hitler memerintahkan pembantaian terhadap pasukan Italia di Yunani. Para eksekutornya adalah pasukan gunung Nazi.
Usai perang, Sekutu ternyata tidak menyalahkan aksi pembantaian pasukan gunung Nazi terhadap ribuan pasukan Italia. Hal ini karena terkait dengan disiplin militer Nazi.
Meskipun punya sejumlah catatan kejahatan dan telah dihabisi dalam pengadilan internasional, Gebirgsjager tetap menjadi kebanggan Jerman hingga saat ini.
Berkat pengalaman tempur dan rasa bangga terhadap satuannya, pasca-Perang Dunia II hubungan harmonis antara veteran Gebirgsjager terus dipelihara.
Militer Jerman modern pun tetap memiliki pasukan Gebirgsjager yang terlatih. Namanya Gebirgsjager brigade 23 yang bermarkas di Bad Reichenhall dan berkekuatan 6.500 personel.
Tuga utama mereka adalah menaga kawasan pegunungan di Bavaria selatan dan kawasan utara Pegunungan Alpen.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR