(Baca juga: Disiapkan untuk Hadapi Konflik Perbatasan, 1000 Unit Kendaraan Tempur Myanmar Kini Jadi Ancaman Bagi Rohingya)
Menurut Skala Binet, seseorang yang bertingkat kecerdasan normal mempunyai IQ antara 90 dan 109. IQ 80 - 89 berarti tingkat kecerdasannya rata-rata rendah.
Kalau 70 - 79, artinya berada pada skala "ambang batas" {borderline defective). Kalau di bawah ini, artinya seseorang mengalami defektif secara mental.
Secara lebih rinci dapat disebutkan bahwa IQ 68 - 83 adalah borderline mentd retardation, 52 - 67 mM mental retardation, 36-51 moderate mental retardation, dan IQ di bawah angka 19 adalah profound mental retardation. (Mental retardation = cacat mental).
Sedangkan IQ di atas rata-rata adalah: 110 - 119 termasuk mempunyai kecerdasan rata-rata tinggi (high average), 120 - 139 superior, 140 - 169 sangat superior, dan di atas 170 termasuk kelompok jenius.
Dalam evaluasi psikologis di bidang industri, taraf kecerdasan umumnya tidak ditunjukkan dengan angka IQ atau skala kuantitatif, tetapi memakai skala kualitatif: kurang, rendah, rata-rata rendah, ratarata, rata-rata tinggi, tinggi, dan tinggi sekali.
Tes bakat atau minat, juga banyak digunakan dalam bidang pendidikan. Mereka yang ragu-ragu memilih jurusan, dapat memanfaatkan jasa psikolog untuk mengetahui kecenderungan yang mereka miliki.
Dengan demikian ia dapat memutuskan bidang yang sesuai minat atau bakatnya.
(Baca juga: Pemuda Ini Bawa Boneka Beruang Raksasa Sambil Kendarai Mobil Mewah untuk Melamar, Hasilnya…)
Hafal pun percuma
Di bidang industri, evaluasi psikologis tidak hanya dipakai untuk melengkapi tahapan seleksi, seperti pengalaman Aji. Tapi juga untuk keperluan inventarisasi kematnpuan karyawan (yang sudah bekerja di perusahaan).
Di sini evaluasi psikologis dilaksanakan terhadap beberapa karyawan. Dari hasilnya dapat diidentifikasikan karyawan mana yang berpotensi untuk dikembangkan, siapa yang kurang, serta siapa saja yang sudah mentok.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR