Setelah 18 bulan meminjam kamera orang, akhirnya ia memberanikan diri untuk kredit kamera DSLR. Saat pertama kali memiliki kamera sendiri, Dzoel memotret pre-wedding salah satu temannya.
Sebenarnya tak hanya saat hendak kuliah saja Dzoel dipandang sebelah mata. Sewaktu belajar di sekolah menengah atas (SMA), Dzoel pernah tidak disapa teman-teman dan beberapa gurunya karena keterbatasan fisiknya.
(Baca juga: Inilah Foto-foto Menakjubkan yang Menjuarai Kompetisi Fotografi Bawah Air Dunia)
Mereka mengatakan bahwa sekolah yang ia masuki tak sesuai untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) seperti dirinya.
Yang lebih miris lagi ketika ia baru dilahirkan. Ibu kandung Dzuel hampir saja memasukkanya ke kantong kresek untuk dibuang. Untungnya, seorang tetangga melihat hal tersebut dan berhasil mencegah orangtua Dzoel.
Meskipun begitu, pria yang lahir tahun 1992 ini ternyata juga sempat ingin bunuh diri saat dia masih duduk di bangku SD. ”Saat SD, saya juga sempat mau bunuh diri karena tidak kuat diolok-olok teman. Sudah bawa pisau, tapi ketika mau saya tusukan ke badan takut sehingga tidak jadi,” ujarnya.
Kegigihan dan semangat Dzoel perlu dicontoh. Dzoel memang hampir putus asa dengan keadannya. Namun pada akhirnya, dia menemukan titik kekuatannya sendiri sehingga bisa survive, bahkan berkarya.
Percayalah, Tuhan menghadirkan kekurangan sepaket dengan kelebihan.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR