Wujudnya Sederhana, Namun Rumah Tinggal Pembebas Budak Ini Menjadi Tempat Lahirnya Gagasan Gemilang

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Intisari-Online.com – Tak seperti yang diduga, rumah Presiden Abraham Lincoln sangat sederhana.

Berikut penuturan Viva Dhamayanti yang berkunjung ke rumah yang kini menjelma menjadi Museum Rumah Tinggal Abraham Lincoln, seperti dituliskan di Majalah Intisari edisi Agustus 1997.

“Dengan tak kenal dendam terhadap siapa pun, dengan kemurahan hati kepada siapa pun; dengan keteguhan hati dalam kebenaran, yang sesuai dengan titah Allah, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang; menyembuhkan luka-luka bangsa ..."

Itulah cuplikan pidato pelantikan kedua Presiden Abraham Lincoln yang terpahat di Tugu Peringatan Lincoln di Washington. Saat itu Perang Saudara tengah berakhir.

Dalam daftar mantan presiden Amerika Serikat, mulai dari George Washington sampai George Bush, hanya sedikit yang namanya melegenda dan sering dibicarakan orang. Salah satunya Abraham 'Abe' Lincoln.

Baca juga: Konyol, Ternyata Ada Alasan Lucu Mengapa Abraham Lincoln Menumbuhkan Janggutnya

Membicarakan Lincoln tak bisa lepas dari perbudakan sebab saat ia memegang tampuk kepresidenan, Amerika Serikat nyaris terpecah menjadi dua, Utara dan Selatan. Gara-garanya adalah perbudakan, yang kemudian memicu Perang Saudara (American Civil War, 1861 - 1865).

Perang Saudara tersebut pecah sebulan setelah Abraham Lincoln dilantik sebagai presiden ke-16 Amerika Serikat. Daerah Selatan sangat mendukung adanya perbudakan karena ketergantungan mereka terhadap budak, sementara Utara menolak perbudakan.

Ketika Perang Saudara berlangsung, Abraham Lincoln mengeluarkan Proklamasi Pembebasan yang sangat terkenal.

Proklamasi itu menyatakan, semua budak belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai tanggal 1 Januari 1863.

Baca juga: Kejujuran dan Kesopanan Abraham Lincoln Ini Dijamin akan Menginspirasi Kita dalam Menjalani Kehidupan yang Lebih Bermakna

Sayang, pada tanggal 14 April 1856 ia didor oleh John Wilkes Booth, salah seorang pemain sandiwara yang terganggu jiwanya, ketika sedang menonton pertunjukan sandiwara.

Padahal ia baru setahun menjalani masa kepresidenan keduanya. Abe Lincoln pun meninggal beberapa hari setelah perang berakhir, pada usia 56 tahun.

Begitu terkenalnya Abraham Lincoln sampai-sampai rumah tinggalnya pun banyak dikunjungi orang. Rumah tersebut kemudian menjelma menjadi museum di bawah pengelolaan National Historic Site - National Park Service - Depdagri AS.

DIPERTAHANKAN KEASLIANNYA

Baca juga: Misteri Mimpi: Abraham Lincoln Bermimpi Tewas Terbunuh, dan Menjadi Kenyataan!

Museum Rumah Tmggal Abraham Lincoln terletak di Kota Springfield, 170 mil (± 288 km) sebelah barat daya Kota Chicago, di negara bagian Illinois, Amerika. Di rumah mungil dua lantai inilah, keluarga Lincoln tinggal.

Tak jarang, di sini berkumpul pula tokoh politikus berpengaruh yang membicarakan persoalan rakyat Amerika yang sedang terbelah. Dengan nilai historisnya itu, rumah tersebut merupakan salah satu mata rantai sejarah Amerika yang panjang.

Kota Springfield termasuk kota yang sedang-sedang saja, tidak sesibuk Chicago namun juga tidak sepi. Adanya gedung Capitol City mengukuhkan Springfield sebagai pusat pemerintahan negara bagian Illinois.

Di sini Abe menghabiskan 24 tahun hidupnya yang terisi dengan kesibukannya sebagai pengacara, membesarkan keluarganya, hingga merebahkan jasadnya.

Baca juga: Berkat Suara Intuisi, Abraham Lincoln Menghapuskan Perbudakan di AS

Lokasi museum terletak pada satu blok di 8th Street, antara Capitol Ave dan Jackson St. yang tertutup untuk arus kendaraan umum. Lingkungan yang ada dipertahankan seperti aslinya, tempat jalan dari batu alam lengkap dengan lampu penerangan jalan dengan bahan bakar tradisional serta trotoar dari bahan kayu.

Pada salah satu sudutnya terletak bangunan kayu bertngkat, tempat Abe tinggal. Di sekelilingnya berdiri rumah rekan-rekannya yang membantu karier politiknya.

Namun hanya rumah Lincoln yang dipertahankan sebagai museum, baik fisik bangunan maupun isinya. Bangunan lain hanya fisiknya yang dipertahankan.

Untuk masuk ke museum tak dipungut biaya. Cukup dengan mendaftar ke bagian pendaftaran dan akan mendapatkan karcis tanda masuk yang sekaligus berfungsi sebagai cendera mata.

Baca juga: Rahasia dalam Jam Saku Abraham Lincoln

Di sini Anda bisa memperoleh informasi mengenai sosok Abraham Lincoln, lengkap dengan agenda tahunan Springfield serta alamat toko buku yang menjual segala informasi yang berhubungan dengan museum.

Jika masih gda yang belum jelas, bisa bertanya kepada pemandu yang siap menemani Anda berkeliling museum serta menjelaskan tata tertib yang harus diperhatikan.

Abaraham Lincoln sangat dihormati oleh masyarakat Springfield. Mereka akan antusias mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengannya.

Semisal waktu perayaan ulang tahun Abraham Lincoln, mereka membuat sebuah karya drama yang menggambarkan satu cuplikan kegiatan Lincoln saat tinggal di Springfielf lengkap dengan memori-memori yang terekam; wajah aktor pemeran Abraham Lincoln yang sangat mirip, lagu-lagu yang sering dinyanyikan saat mengadakan acara dengan masyarakat Springfield, sampai dengan guyonan-guyonan khas Lincoln.

Baca juga: 200 Jenazah Tentara Amerika Serikat yang Hilang Saat Perang Korea Mulai Dipulangkan

Semua dilakukan masyarakat dengan gegap gempita meski tanpa undanganresmi dan bersifat sukarela.

SEDERHANA TAPI KLASIK

Memasuki museum segera tergambar selera interior Lincoln yang sangat mengagumkan. Bisa dikatakan sangat istimewa jika dikaitkan dengan masa itu, tahun 1844.

Setiap fuang tertata dengan rgpi dan teratur. Mulai dari ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang makan, serta dapur dilengkapi dengan mebel dan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Baca juga: Beginilah Cerita Sebuah Keluarga di Amerika Serikat yang Tak Sengaja Menemukan Ujung Pelangi

Keserasian bentuk dan fungsi ditambah dengan tata cara penataannya menggambarkan betapa tinggi cita rasa seni pemiliknya.

Ada beberapa bagian yang karena tidak kuat berperang melawan waktu diganti dengan replikanya, seperti pelapis dinding (wall paper), karpet, gorden, dan kain penutup tempat tidur (bed cover).

Di luar itu, mebel dan perlengkapan lainnya (lampu, perabot dapur dan makan, tungku, dll.) masih asli.

Untuk tetap menjaga keawetan barang-barang tersebut, pengunjung diminta berhati-hati dan menaati peraturan, misalnya pengunjung tidak diperkenankan mengambil gambar terutama menggunakan lampu blitz dan harus berjalan pada jalur yang telah ditentukan, yaitu berupa karpet dengan warna dan corak yang berbeda.

Baca juga: Dianggap Picu Konflik Rasial, Patung-patung Simbol Perbudakan di AS Ini Dibongkar

Meskipun tak ada batas fisik secara tegas (berupa pagar atau tali), ternyata pengunjung mematuhi aturan tersebut.

Secara keseluruhan bangunan itu bergaya klasik. Di ruang tamu, tempat Lincoln sering berdiskusi masalah politik Amerika dengan tamu maupun temannya, dibuat terbuka dengan kursi-kursi bergaya Eropa klasik di masing-masing sudutnya.

Warna merah pada lantai dan dinding yang bercorak floral menciptakan kesan hangat. Yang menjadi pertanyaan, mengapa meja dan kursi dibuat dengan ukuran yang kecil untuk ukuran masyarakat Amerika?

Gaya klasik Eropa sangat kental ketika memasuki ruang tidur Lincoln yang terpisah dengan ruang tidur istrinya. Corak antara lantai dan dinding sangat ramai.

Baca juga: India Negara dengan Perbudakan Modern Terbesar di Dunia

Tempat tidurnya bernuansa klasik dengan empat tinang penyangganya yang tinggi. Model seperti ini ternyata sangat digemari oleh kalangan tertentu.

Pada ruang tidur anak laki-lakinya terpancar kesan kesederhanaan. Dinding dibiarkan bersih tanpa pelapis, sementara biru mendominasi karpet dan penutup tempat tidur.

Terdapat pula perlengkapan permainan anak-anak seperti balok-balok dengan tulisan huruf dan angka untuk sarana belajar, patung kayu dengan model kuda, kotak-kotak domino terbuat dari kayu, dan lingkaran dari kayu dengan beberapa ukuran yang dimainkan dengan cara diputarkan di pinggang atau sering disebut dengan hue.

Kesemuanya mirip dengan permainan anak-anak masa kini tetapi dibuat dengan bahan yang lebih sederhana, kayu.

Baca juga: Disebut sebagai Negara Imigran, Inilah 5 Fakta Amerika Serikat yang Perlu Diketahui

Kesan sederhana juga tertangkap pada peralatan dapur. Meski sederhana namun efisien dalam penggunaannya.

Bentuk bangun lemari penyimpan perlengkapan makan serta perlengkapan rumah lainnya sampai kini masih diminati.

Rumah mungil yang sederhana ini tertata rapi dan berkesan cantik. Sungguh kontras dengan jabatan yang disandang penghuninya.

Tetapi dari rumah ini terlahir gagasan-gagasan gemilang bagi kelangsungan sejarah sebuah bangsa yang bernama United States of America.

Baca juga: Bukan di Pearl Harbour, Serangan Inilah yang Sebenarnya Memicu Amerika Serikat Terlibat dalam Perang Dunia II

Artikel Terkait