Intisari-Online.com – Sepanjang peradabannya manusia terus mencoba menguak misteri mimpi. Ada yang mengatakan mimpi merupakan cermin masa depan.
Ada pula yang mencoba menghubungkannya dengan pendeteksian penyakit. Agaknya pencarian arti mimpi ini belum berakhir.
(Baca juga: Misteri Mimpi: Mimpi Ditusuk Berkali-kali, Tanda Ada Organ Tubuh yang Sakit Serius)
Barangkali tak ada seorang pun di dunia ini yang tak pernah bermimpi. Begitu akrabnya peristiwa itu dengan kehidupan setiap manusia tercermin dengan begitu banyak dan seringnya fenomena ini diperdebatan dan ditulis orang.
Meski ada yang menyebutnya kembang tidur, tak jarang fenomena ini mampu menggugah perasaan pelakunya.
Gambarannya yang begitu jelas, entah sebagai pelaku atau sekadar saksi suatu peristiwa di dalamnya, membuat mimpi seolah benar-benar tengah terjadi.
Segala rasa yang ditimbulkan, entah ketakutan dan kekhawatiran atau sebaliknya, suasana riang, sering pula terbawa sampai saat terjaga.
(Baca juga: Misteri Mimpi: Refleksi Kehidupan Sehari-hari dan Pertanda untuk Masa Depan)
Nah, bisa jadi rasa itu demikian kuat menguasai diri seseorang, sehingga ia akan memutuskan sesuatu berdasarkan pertimbangan mimpinya.
Memang, ini sulit dimengerti akal sehat. Namun tak sedikit pula yang mengalami dan membuktikan bahwa mimpinya merupakan firasat, pertanda bahwa sesuatu akan dialaminya.
Firasat dan pemacu kreasi
"Saya percaya, mimpi-mimpi tertentu memang bisa menyiratkan adanya firasat mengenai apa yang bakal terjadi," ujar Pak Susanto warga Pasar Minggu, Jakarta, yang juga seorang penulis.
Dari berbagai pengalamannya setiap kali bermimpi melihat kobaran api, bisa dipastikan tak berapa lama ia menyaksikan terjadinya pertengkaran di antara orang-orang yang dikenalnya.
Entah saudara, famili, atau teman dekat. "Hubungan mimpi melihat api dan orang bertengkar, sudah sering kali saya alami. Saya juga pernah membuktikan, mimpi gigi atas tanggal ternyata akan kehilangan saudara dekat, tambahnya.
(Baca juga: Merajut Mimpi yang Direncanakan)
Suatu malam di tahun 1947 - sehari sebelum pertandingan tinju perebutan "sabuk kejuaraan kelas welter – Sugar Ray Robinson mimpi berada di ring berhadapan dengan Jimmy Doyle, calon musuh tandingnya.
"Saya memukulnya beberapa kali sebelum ia terjungkal dengan mata terbelalak. Saya berdiri terpaku memandanginya. Tak tahu harus berbuat apa. Wasit menghitung hingga sepuluh, tapi ia tak juga bergerak. Kemudian terdengar teriakan-teriakan ‘la tewas! Ia tewas!’” tutur Sugar Ray pada pelatihnya George Gainford dan promotornya Larry Atkins.
Terpengaruh oleh mimpi buruk tersebut, Sugar Ray berniat membatalkan pertandingan. Namun desakan kecaman pelatih dan promotor yang sampai mengundang pendeta untuk membujuknya berhasil mengubah keputusan Sugar Ray.
Benarlah, pada ronde ke-8 ia sarangkan pukulan di perut dan kepala Doyle sebelum mengkanvaskannya dengan pukulan hook kiri di rahang. Doyle tumbang berdebum. Sugar Ray hanya bisa berdiri menatap tak berkedip. Semua persis seperti dalam mimpi!
Cerita yang kurang lebih sama pernah dituturkan almarhum Presiden Abraham Lincoln kepada istrinya beberapa hari sebelum ia terbunah. Suatu malam sang presiden bermimpi tengah berjaIan di Gedung Putih ketika tiba-tiba mendengar isak tangis.
Sampai di East Room, ia melihat sebuah peti jenazah di atas podium, dikelilingi oleh tentara dan orang-orang yang berkabung. Ia pun menanyai salah seorang tentara, jenazah siapa yang terbaring di sana. "Presiden, ia tewas dibunuh!" jawabnya.
Beberapa hari kemudian mimpi itu jadi kenyataan. Ia sendiri dibunuh oleh John Wilkes Booth.
Tak cuma misteri yang lahir dari mimpi-mimpi seseorang. Beberapa orang mengaku justru mimpi merupakan asal dari semua proses kreativitas mereka. Dalam mimpi mereka bisa membongkar bermacam sumbatan yang menghadang kreativitas mereka saat terjaga.
Ilmuwan asal Jerman, Friedrich August Kekule, misalnya, berhasil menemukan struktur molekul senyawa benzena setelah bermimpi tentang ular yang melingkar menggigit ekornya.
Tuturnya, "Dalam mimpi, nampak atom-atom itu menari lalu tiba-tiba mengubah bentuk menjadi ular dengan ujung ekor dalam mulutnya - tiba-tiba saya terbangun dan segera menyadari, struktur molekul yang saya cari sebetulnya berbentuk cincin."
Menurut penulis Robert Louis Stevenson, banyak hasil karyanya merupakan pencapaian hasil "kerja sama" aktif antara mimpi dengan pikiran sadarnya. Ia mengaku dapat mengatur mimpinya.
Membuat mimpi-mimpi bak cerita bersambung, bahkan menentukan macam ceritanya. Konon, karya masyhurnya The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde merupakan hasil akhir salah satu mimpi "emas"-nya.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1995)