Advertorial
Intisari-Online.com- Minggu sore (11/11/2018) jadi hari yang nahas bagi Miarto Saprul (74), warga Desa Kedunggede Rt 3 Rw 4 Kecamatan Lumbir.
Nyawanya nyaris terancam usai bergulat beberapa saat dengan babi hutan.
Minggu habis Asar, perkampungan Rt 3 Rw 4 berubah mencekam.
Kawanan celeng keluar hutan lalu masuk perkampungan.
Baca Juga : Dikira Boneka yang Mengambang di Tengah Laut, Ternyata Itu Bayi!
Kelompok satwa liar itu lari dari kejaran para pemburu yang mengusik keberadaannya di hutan.
Para pemburu ditemani anjing-anjing terlatih itu tentunya bersenjata lengkap, minimal tombak untuk melumpuhkan kawanan babi hutan.
Wajar saja, kawanan celeng lari tunggang langgang mencari keselamatan hingga masuk pemukiman.
Langkahnya pasti beringas, dan siap melakukan perlawanan terhadap siapapun yang menghalanginya.
Tetapi tidak bagi Miarto Saprul. Orang tua itu sepertinya tidak siap menghadapi kebrutalan celeng yang mendadak menyerangnya.
Wajar saja, ia hanya berniat menghalangi seekor celeng yang tengah kalap itu agar tak masuk ke rumah anaknya.
Karena itu, ia tak berbekal senjata apapun untuk menyerang ataupun bertahan.
"Itu dihadang tanpa alat bantu, biar gak masuk rumah,"kata Sekretaris Desa Kedunggede Wahyu Widodo.
Baca Juga : Jauh dari Kesan 'Kaku', Foto Keluarga saat Pangeran Charles Ulang Tahun ke-70 Ini Santai 'Banget'
Alih-alih menjauh, binatang itu malah kian menunjukkan keganasannya.
Celeng yang tengah berusaha lolos dari kejaran pemburu itu memilih untuk melawan.
Hewan itu menyerang Miarto membabi buta.
Miarto berusaha melawan. Tetapi di usianya yang lanjut, tenaganya tak cukup kuat untuk melumpuhkan lawannya itu.
Ia bahkan tak mampu menangkis serangan babi hutan yang mencabik-cabik tubuh rentanya.
Sejumlah perempuan yang menyaksikan kejadian itu hanya menjerit ketakutan.
Hingga beberapa menit kemudian, pertolongan itu barulah datang. Tetapi Miarto sudah terlanjur babak belur.
Baca Juga : Nyaris Dibedah Tubuhnya, Pria Ini Terbangun dari Kematiannya dan Mendapati Dirinya Sudah di Kamar Mayat
Akibat serangan itu, ia menderita luka cabik, juga memar merah kebirunan di bagian perut dan luka di kaki kiri.
Para pemburu yang mengejar babi itu dari hutan lalu masuk ke perkampungan berhasil melumpuhkan buruan itu hingga mati.
"Korban sempat dibawa ke Puskesmas untuk dirawat,"katanya
Kejadian mengerikan itu bahkan disaksikan langsung oleh Kasilem, putri Miarto. Anak mana yang tak miris melihat orang tuanya teraniaya di depan mata.
Baca Juga : Cara Mudah Perbaiki Ritsleting Rusak Tanpa Perlu ke Tukang Jahit, Gampang Banget!
Apalagi bagi Kasilem yang memiliki riwayat penyakit jantung dan darah tinggi.
Jantungnya pasti lebih berdebar saat medapati kenyataan buruk di hadapannyam
Ia teriak histeris agar ayahnya yang tengah berjuang mempertahankan nyawanya cepat tertolong.
Hingga teriakannya sirna karena kesadarannya hilang.
Kasilem yang roboh karena pingsan ikut digotong bersama ayahnya yang merintih kesakitan.
Tetapi masyarakat lebih berempati pada kondisi Miarto karena luka tubuhnya yang memprihatinkan.
Kasilem dianggap pingsan wajar yang tidak lama akan kembali sadar.
Baca Juga : J-20, Senjata Baru Korut yang Jadi Lawan Pesawat Siluman F-22 Milik AS
"Ya orang fokusnya ke pak Miarto yang terluka diamuk babi," katanya
Tak dinyana, perhatian warga kemudian bakal tertuju ke Kasilem.
Miarto luka cukup parah, namun nyawanya masih tertolong.
Sementara Kasilem yang tak bersentuhan langsung dengan babi hutan, juastru tak kunjung sadar.
Baca Juga : 5 Teka-teki Ini Sering Muncul di Media Sosial, Kami Membagikan Jawabannya untuk Anda
Jantungnya tak lagi berdebar. Ibu dua anak itu meninggal, mendahului ayahnya yang sempat ia khawatirkan keselamatannya karena diserang babi hutan.
Luka cabik di sekujur tubuh Miarto barangkali jadi tak terasa, tertutupi luka batinnya yang jauh lebih perih.
Miarto seakan melupakan apa yang barusan terjadi padanya.
Ia beranjak pulang meninggalkan ruang perawatan di Puskesmas.
Baca Juga : Belasan Tahun Menikah, Pangeran Charles dan Camilla Tidur di Kamar Terpisah
Sehingga, Miarto bisa memberikan penghormatan terakhir pada putri tercintanya sebelum dimakamkan.
Miarto berhasil menghalau babi hutan sehingga tak jadi masuk ke rumah Kasilem agar penghuninya terselamatkan.
Meski untuk itu, nyawanya sempat jadi taruhan.
Tetapi takdir memang tak pernah bisa ditebak.
Putrinya dan penghuni lain di rumah itu selamat dari amukan babi hutan.
Namun Kasilem justru menemui ajalnya dari jalan yang lain.
"Meski luka dia pulang dari Puskesmas karena anaknya meninggal,"katanya.
(Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com olehKhoirul Muzakki dengan judul "Kisah Tragis Kasilem, Meninggal Setelah Saksikan Tubuh Renta Ayahnya Bergelut dengan Babi Hutan")