Namun sebaliknya, jika kita jeli mengenali teman, maka ketika teman mulai berbagi sesuatu yang sebetulnya tidak ada hubungannya dengan hidupnya dan hidup kita, di situlah kita harusnya mulai mempertanyakan ketulusannya dalam berteman.
Persoalannya adalah mengapa harus membicarakan hidup orang lain yang belum tentu fakta?
Apalagi dibumbui dengen opini-opini buruk untuk menjelek-jelekkan orang lain?
Teman yang membicarakan keburukan orang lain di hadapan kita tidak layak untuk kita percaya.
Bisa saja di pergaulannya yang lain, kita yang menjadi topik gosip itu.
Maupun sebaliknya, kita jadi terbiasa bergosip, tanpa sadar.
Sayangnya, banyak sekali kita terjebak dalam persahabatan yang salah karena kita menganggap gosip justru menjadi jalan untuk mempererat hubungan.
Hal ini merupakan keanehan yang nyata terjadi.
Jelas sekali, persahabatan berdasarkan gosip adalah persahabatan yang dangkal.
Karena saling berbagi bukan soal masalah pribadi, namun masalah orang lain.
Keintiman yang terbangun antara diri kita dan teman kita, adalah kedekatan yang semu sebatas membenci/membicarakan orang yang sama saja.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR