Advertorial
Intisari-Online.com – Jangan abaikan debu di sekitar kita. Kendati ruangan atau mobil ber-AC, debu tetap ada, dan tetap berbahaya. Penggunaan penyedot debu memang bisa mengurangi, tetapi tidak menghilangkan sama sekali.
Alat itu tak bisa bekerja terus-menerus, dan membersihkannya pun tidak total. Simak tulisan Rober M. Erwinn, seperti dimuat di Majalah Intisari edisi Februari 1998.
Walau penyedot debu konvensional ada yang mengklaim bisa membersihkan hingga 99,97% partikel kotor, batas kemampuan penyedotan biasanya hanya sampai benda ukuran 0,3 mikron.
Artinya, alat ini tak sanggup menyedot serbuk sari dan spora jamur yang berukuran lebih kecil daripada itu.
Baca Juga : Patut Dicontoh! Siswa SMP Ini Tergila-gila Pada Vacum Cleaner dan Menjadikannya Bisnis Sejak Lulus SD
Ketombe hewan, alergen kutu debu, bakteri dan virus, endapan asap rokok, serta serpihan serat kaca ukuran mini juga tak bisa terisap.
Ada pula alat yang cara kerjanya meredam debu dengan medan elektrostatik. Meski kemampuan penyedotannya lebih rendah, rata-rata 50%, alat jenis ini berdampak positif bagi tubuh manusia karena membangkitkan ion negatif.
Ada penyaring udara mutakhir buatan AS yang memberi jaminan dapat menjaring partikel dan kontaminan berukuran di bawah 0,3 mikron. Sayang, harganya masih mahal, berkisar Rp 1,5 - Rp 3 juta. Itu pun hanya mampu menyaring udara dalam ruangan ukuran 6 x 7 m2.
Cara lain yang cukup sering dilakukan orang, yakni menggunakan kipas angin sistem sedot-buang (exhaust fan). Sekalipun tak jelas berapa mikron batas ukuran benda yang bisa disedot, alat ini bisa menyegarkan ruangan serta mengurangi debu-debu beterbangan.
Baca Juga : Seniman China Ini Membuat Batu Bata dari Asap Beijing yang Dikumpulkan Menggunakan Vacum Cleaner
Penyaring udara elektrostatik
Pemakaian penyaring udara dengan alat pembangkit ion negatif banyak dilakukan pengelola kantor, apartemen, rumah sakit, dan restoran.
Pelbagai jenis dan merek yang beredar di pasar, dengan harga yang relatif terjangkau. Keterangan standar yang dituliskan pada setiap kemasannya adalah: membersihkan udara, menciptakan rasa segar, dan suasana rileks.
Ada pula yang mengimbuhi dengan kata-kata: meningkatkan konsentrasi, meredam alergi, menyembuhkan asma, bronkhitis, dan migrain.
Baca Juga : (Foto) Memerah! Akibat Debu dari Gurun Sahara Pulau Kreta di Yunani Ini Terlihat Bagaikan Planet Mars
Pembangkitan ion negatif bukanlah hal baru. Pada tahun 1920 - 1930, para ilmuwan Jerman, Rusia, juga Jepang melakukan penelitian, hingga sampai pada kesimpulan bahwa ion negatif berpengaruh pada jasad hidup.
Karena itulah, pada masa PD II, tentara Jerman menerapkan teknologi pembangkitan ion negatif pada kapal selam (U boat) agar para awaknya tetap siaga.
Dua peneliti, dr. Felix Sulman dari Universitas Yerusalem, Israel, dan Prof. Albert Krueger dari Universitas Kalifornia, merupakan peneliti ion negatif yang kemudian dijadikan acuan bagi alat pembangkit ion.
Beringas karena angin sihir
Baca Juga : Erupsi Gunung Agung: Apakah Debu Letusan Gunung Berapi Berbahaya Bagi Pesawat Terbang?
Peneliti lain yang tersohor dengan temuannya adalah dr. Sulman. Ilmuwan ini meneliti angin Sharav, yakni angin panas di Timur Tengah yang berpengaruh pada manusia. Karena pengaruhnya buruk, maka Sharav sering diartikan angin jahat atau angin sihir.
Angin yang mirip jenisnya juga terdapat di belahan dunia lain, misalnya Santa Anna di Kalifomia, Chinook di Kanada, Foehn di Jerman dan Austria. Di beberapa wilayah Australia angin yang jenisnya hampir sama juga sering bertiup.
Berdasarkan pengamatan, jika angin bertiup, wilayah yang terkena terpaannya mengalami peningkatan angka keberingasan, pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan lalu lintas. Banyak orang menderita radang sendi, depresi, ketegangan mental, dan penderita asma pun kambuh.
Hasil penelitian Sulman membuktikan, di dalam angin sihir terkandung ion positif dalam jumlah yang sangat banyak. Bagi manusia, jumlah ion positif yang banyak akan meningkatkan produksi serotonin, sejenis hormon saraf yang bersifat depresan, dekat hubungannya dengan keadaan tidur, suasana hati (mood), serta transmisi impuls saraf.
Baca Juga : Ingat! Jangan Membungkuk Waktu Menyetrika, Tetap Tegak Saat Menyedot Debu
Maka, kelebihan hormon ini bisa menyebabkan orang mengantuk, lelah, emosional, pemarah, sakit kepala, kacau saraf, tidak mampu berkonsentrasi, serta menurunnya efisiensi mental dan fisik.
Menurut Sulman, jika orang diterpa angin sihir secara bertubi-tubi, maka produksi hormon serotoninnya akan meningkat sampai 1.000 kali lipat. Penanggulangannya harus dengan pemberian ion negatif. Dengan cara ini, roduksi serotonin akan turun, dan tercapai ketenangan.
Ketidakseimbangan ion negatif dan ion positif banyak terjadi di perkotaan. Polusi udara dengan cepat menetralkan ion negatif dan menghilangkan muatannya, karena menempel pada partikel polusi yang bermuatan positif.
Akibatnya, yang ada hanya ion positif dalam jumlah melimpah dan kemudian dihirup manusia kota.
Baca Juga : Tahan Air dan Debu, Inilah Spesifikasi Samsung Galaxy A (2017)
Lingkungan yang baik membutuhkan 1.000 - 5.000 ion negatif per cm3 udara. Para ahli memkirakan, para pekerja di perkotaan menghirup 200 - 300 ion positif dan hanya 150 ion negatif per cm3 udara. Betapa rentannya mereka.
Pembangkit ion di lingkungan kerja
Udara kotor semacam bawaan angin sihir juga bisa terjadi di lingkungan kerja, akibat kombinasi antara AC, asap ijikok, dan cat sintetis.
Karena itu, tak sedikit AC atau penyedot debu keluaran mutakhir yang sekaligus berfungsi membangkitkan ion negatif (ioniser atau ion generator).
Baca Juga : Gunung Raung Meletus: Debu Gunung Berapi Bisa Merusak Baling-Baling Pesawat
Ion positif pernah digunakan pada bandara untuk menangkal sambaran petir. Tetapi sekarang hal itu dilarang, karena dianggap sebagai salah satu penyebab polusi.
Asap buangan kendaraan bermotor juga menghabiskan ion negatif. Begitu pula pergeseran antara udara dengan kendaraan menyebabkan bagian logam kendaraan menjadi positif, menarik ion negatif.
Di Australia pada 1979 pernah dibuat pengujian para pengemudi truk antarkota yang ditempeli ion negatif.
Dari laporan mingguan diketahui, 81% dari jumlah pengemudi yang diteliti menyatakan kesiagaan dan kesadaran tinggi dalam mengemudi, 13% tidak merasakan dampaknya, dan- 80% merasakan tidur yang lebih nyenyak sekalipun dalam waktu yang lebih pendek daripada biasanya.
Baca Juga : Atmosfer Bulan Dipenuhi dengan Debu
Lalu, rasa rileks dan tidak emosional dialami 73% pengemudi, 27% tidak merasakan apa-apa, 93% merasakan kabin pengemudi lebih bersih dan segar, dan 7% tidak memberi komentar.
Dr. Igho Kornblueh dari American Institute of Medical Climatology menggali lebih dalam manfaat penyembuhan dengan ion negatif. Pasiennya di Philadelphia's North-eastern General Hospital dipasangi pembangkit ion negatif.
Ternyata 57% pasien lebih cepat sembuh dan berkurang rasa sakitnya. Penelitian yang sama juga pernah dilakukannya di Inggris selama dua tahun dengan hasil yang tak beda, bahkan baik untuk pengobatan penyakit asma.
Kembali ke cara menjaga agar lingkungan kerja tetap sehat, lengkapi AC ruangan dengan menambah pembangkit ion negatif. Atau sempurnakan dengan menambah kipas penyedot (exhaust fan).
Baca Juga : Bahaya Abu Vulkanik Bagi Pesawat (5): Lahirkan Pusat Saran Debu Vulkanis
Gunakan penyedot debu untuk membersihkan ruangan agar debu dan partikel lain tak menumpuk. Lebih aman jika ruangan ber-AC tak dikotori oleh asap rokok. Untuk menetralkan ion positif dapat disebarkan ion negatif.
Jika setiap hari tak bisa menghindarkan diri dari partikel-partikel kotor, sekali-sekali perlu berlibur ke daerah pegunungan. Di tempat semacam ini, kandungan ion negatif per cm3 sekitar 1.500.
Memang perlu usaha untuk mendapatkan udara segar.
Baca Juga : Agar Rumah Bebas Debu