Advertorial

Jika di Indonesia Jadi Tempat Sampah, di Kota Ini Ratusan Boks Telepon Tidak Terpakai Diubah Menjadi Perpustakaan Mini

Moh Habib Asyhad

Editor

Semakin canggihnya komunikasi melalui smartphone, membuat orang meninggalkan penggunaan boks telepon. Akibatnya, ratusan boks telepon jadi terbengkalai.
Semakin canggihnya komunikasi melalui smartphone, membuat orang meninggalkan penggunaan boks telepon. Akibatnya, ratusan boks telepon jadi terbengkalai.

Intisari-Online.com – Semakin canggihnya komunikasi melalui smartphone, membuat orang meninggalkan penggunaan boks telepon. Akibatnya, ratusan boks telepon jadi terbengkalai.

Seperti yang ada di Distrik Xuhui di Shanghai, China.

Menurut pejabat kantor budaya, Fu Xiao, di distrik itu ada sekitar 637 boks telepon yang dipasang sebelum era smartphone

(Baca juga:Ide tentang Telepon Umum Futuristik)

Kebanyakan boks telepon itu menggunakan kartu telepon yang kini sudah tidak dijual di Shanghai. Keberadaan boks telepon berwarna merah itu pun dikeluhkan masyarakat.

“Penduduk distrik mengeluhkan banyaknya boks telepon di Xuhui yang jarang dipakai. Banyak dari boks telepon itu dalam kondisi yang rusak karena sudah tidak dirawat,” kata Fu Xiao.

Karena itu, pemerintah distrik setempat mengubah kegunaan boks telepon itu menjadi perpustakaan mini.

Tujuannya, agar boks telepon berwarna merah yang ikonik itu tetap mencirikan jalanan tua di Shanghai.

Dalam tahap awal pengubahan fungsinya itu, sudah ada 12 boks telepon yang diubah menjadi perpustakaan mini dan dibuka untuk umum.

Namun, kotak teleponnya masih dipertahankan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai panggilan darurat yang bebas biaya.

Di beberapa perpustakaan mini ini akan disediakan 60 buku yang bisa dipinjam oleh masyarakat.

Rencananya, diantara dua boks telepon akan dikombinasikan dengan sebuah rak silinder yang diletakkan di antara keduanya untuk meletakkan buku tersebut.

(Baca juga:Yudi Hartanto, Membangun Perpustakaan Anak dengan Hanya Bermodal Niat)

Sementara boks-boks telepon lainnya akan diubah menjadi ‘dinding pameran selibritas’. Di dalamnya akan dipajang foto-foto dan pengenalan penulis-penulis terkenal yang tinggal di Distrik Xuhui, seperti penulis Ba Jin.

Sementara untuk boks telepon elektronik akan membuat penggunanya bisa mendengarkan bahan-bahan audio atau merekam suara mereka sendiri.

Masih menurut Fu Xiao, dialek-dialek lokal dapat juga didengar di boks-boks telepon ini, sebagai bagian dari usaha promosi keragaman bahasa dan budaya di Distrik Xuhui.

Artikel Terkait