Advertorial

Fahri Hamzah: Ya Mending Pak Jokowi … Bila Calon Lain Tak Kuat

Moh Habib Asyhad

Editor

Tanpa pretensi apa pun Fahri bilang bahwa saat ini Jokowi, sebagai petahana, memang merupakan calon yang paling berpeluang untuk kembali terpilih menjadi presiden.
Tanpa pretensi apa pun Fahri bilang bahwa saat ini Jokowi, sebagai petahana, memang merupakan calon yang paling berpeluang untuk kembali terpilih menjadi presiden.

Intisari-Online.com -Soal semakin banyaknya partai politik yang menyatakan dukungannya kepada Presiden Jokowi pada Pemilu 2019 Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebutnya sebagai hal yang wajar.

Tanpa pretensi apa pun Fahri bilang bahwa saat ini Jokowi, sebagai petahana, memang merupakan calon yang paling berpeluang untuk kembali terpilih menjadi presiden.

(Baca juga:‘Jangan Pilih Lagi Anggota Pansus Hak Angket saat Pemilu 2019’)

“Sepertinya sejak awal Pak Jokowi di antara semua calon yang menonjol dan paling dominan,” kata Fahri Hamzah di Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (6/8), dilaporkan Kompas.com.

Belum lama ini, Partai Hanura menyatakan dukugannya kepada Jokowi saat rapimnas pada Jumat (4/8) lalu. Golkar dan PPP sudah lebih dahulu.

Partai Perindo, yang selama ini kerap mengkritik pemerintah, juga berencana memberi dukungan ke Jokowi pada 2019.

“Tantanganya untuk parpol lain, relevan enggak jadi pesaing Pak Jokowi? Bawa ide baru apa? Pak Jokowi sudah kelihatan bangun sana, bangun sini. Sekarang mau datang, apa idenya?” kata Fahri.

“Kalau tidak kuat, ya mendingan Pak Jokowi,” ucap dia.

(Baca juga:Fahri Hamzah: Semua Orang Bisa Dipanggil Pansus Angket DPR, Termasuk Presiden)

Ia juga menilai bahwa elite politik yang saat ini hendak menantang Jokowi pada 2019 harus mulai kritis terhadap pemerintah. Dengan begitu, publik bisa membuka mata untuk mereka.

“Saya ingin elite berdebat menunjukkan pandangan yang berbeda, parpol yang tidak suka dengan Pak Jokowi berbicara tajam, tunjukkan perbedaan dan falsafah pandangan dalam menyelesaikan persoalan,” kata dia.

Menurut Fahri, Prabowo Subianto yang hendak diusung Partai Gerindra pada 2019 mendatang, juga belum cukup kritis terhadap pemerintah. Ia menyarankan agar Prabowo mulai vokal menyuarakan kritik dan masukannya.

“Biar publik bisa lihat bedanya. Sebab kalau Pak Prabowo banyak diam, publik akan melihat sama saja. Ini Pak Prabowo harus lebih kritis, konstruksi pemikiran harus dibangun. Enggak boleh Senin-Kamis, harus rutin,” kata Fahri, tanpa kompromi.

(Baca juga:Dikritik Prabowo, Jokowi: Dulu Meminta dan Mengikuti ‘Presidential Threshold’ 20-25 Persen, ‘Kok’ Sekarang Jadi Berbeda?)

Artikel Terkait