Intisari-Online.com - Momen pemilu kerap memberi pengaruh terhadap banyak aspek negara, termasuk di sektor ekonomi. Triliunan rupiah biaya kampanye digelontorkan calon legislatif (caleg) dan calon presiden (capres) demi membuat aneka alat peraga kampanye seperti kaos sablon, poster dan spanduk. Pada masa kampanye terbuka, sewa tata panggung, tenda, serta kursi juga menjadi hitungan. Bisnis-bisnis yang makin bergairah ini jadi bukti bahwa pemilu menaikkan ekonomi negara.Dana kampanye dari para caleg dan capres inilah yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi. Itulah yang disampaikan Kepala Pusat Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Lucky Al Firman.“Kampanye akan menambah pertumbuhan ekonomi hingga 0,2 persen,” ujarnya.(Baca juga:Bisnis Pemilu: Posisi Tawar Pedagang Naik Satu Level)Ekonom Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menghitung, pelaksanaan Pemilu 2004 dan 2009 lalu telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberi sumbangan sebesar 0,2%-0,3%.Melihat sejarah tersebut, bukan tidak mungkin Pemilu tahun ini kembali meniupkan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Tak hanya itu, pengaruhnya terhadappertumbuhan ekonomidiharapkan bertahan lama, tak hanya pada saat Pemilu. Namun, Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono berharap,presiden yang terpilih nanti harus menomorsatukan perbaikan daya saing sumber daya manusia (SDM) sebagai persiapan persaingan global, menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di 2015.(Baca juga:Jelang Pemilu, KPU Cabut Hak Pilih 202.280 Warga)"Siapa pun presidennya, harus memiliki tekad untuk meningkatkan daya saing, misalnya mengkampanyekan sekolah ke luar negeri bagi generasi muda seperti yang dilakukan Vietnam dan Republik Rakyat Tiongkok dengan tujuan membangun kualitas SDM," tukasnya.(Berbagai sumber)