Pemilu, Ladang Bisnis yang Selalu Basah

Moh Habib Asyhad

Editor

Pemilu, Ladang Bisnis yang Selalu Basah
Pemilu, Ladang Bisnis yang Selalu Basah

Intisari-Online.com -Pemilihan Umum selalu menjadi ladang bisnis yang basah, tak terkecuali dengan bisnis logistik. Menurut Iskandar Zulkarnain, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), seperti dikutip Tribunnews.com, menyebut hiruk-pikuk Pemilihan Umumbehasil mendongkrak pengiriman barang yang mereka kelola.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan pemesanan juga datang dari luar negeri. "Ada di anggota kita yang kirim surat suara, tinta alat coblos ke mancanegara," ujar Iskandar.

Selama 5 tahun terakhir asosiasi jasa angkutan logistik mengalami kenaikan sebesar 11 persen hingga 12,7 persen per tahun. Iskandar menilai hal tersebut sangat menjanjikan karena total bisnis logistik mencapai Rp 287 triliun per tahun.

Ladangnya bisnis mercandhise

Tidak hanya bisnis logistik, bisnis pernak-pernik yang juga menggiurkan ketika Pemilihan Umum datang. Menurut Cecep, 30, salah satu penjual jasa pembuat atribut Pemilu di Blok II Pasar Senen, menyebut omzetnya bisa meningkat hingga 30 persen jika dibanding dengan bulan-bulan biasa. Meski secara persis tidak menyebut angka, Cecep menyebut pesanannya cukup untuk membuatnya melibatkan tetangganya.

Cecep tidak sendirian. Ada ratusan, bahkan ribuan penyedia jasa pembuatan atribut pemilu di Pasar Senen. Jika berkunjung ke Blok, I, Blok II, atau Blok III lantai satu dan dua, banyak toko-toko konveksi yang hampir semuanya menyediakan jasa membuat atribut seperti baju, kaos, bendera, topi, pin, beberapa menyediakan penanggalan dan jam dinding.

Selain pedagang konveksi, para penjahit juga meraup untuk dari pesta demokrasi ini. Lokasinya berada di Pasar Senen Blok III tapi letaknya lebih ke dalam lagi. Di sana terdapat puluhan kios yang isinya khusus penjahit dan semuanya menyediakan jasa untuk pembuatan baju dan jas. Pemesannya biasanya para caleg dan pembesar partai.

Harganya tentu saja bervariasi. Ada yang dijual per satuan, tak sedikit pula yang hanya boleh dibeli secara grosiran. Misalnya bendera, “untuk bendera yang satumeteran (60x90 cm) tidak bisa dijual per biji, harus grosir. Yang bisa dijual per satu bendera itu ukuran yang lebih besar (1,5x2,25),” ujar Jussam, salah satu pedagang konveksi di Blok II Pasar Senen.