Intisari-Online.com -Korea Utara (Korut) kembali melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) pada Jumat (28/7).
Uji coba itu dilakukan untuk menunjukkan “puncah kamarahan puncak” Kim Jong-un kepada Amerika Serikat.
Rudal ICBM Korut, yang oleh militer AS sendiri diakui bisa menjangkau daratan AS, telah membuat Pentagon berpikir serius untuk segera melakukan tindakan militer terhadap Korut.
Meskipun pada faktanya Presiden AS Donald Trump hanya bisa mengutuk.
Tapi jika dinilai dari sisi biaya, untuk melakukan uji coba peluncuran setiap rudal balistik, Korut seharusnya bisa bangkrut secara ekonomi.
Pasalnya harga “paling murah” rudal yang diluncurkan demi memenuhi kesenangan sekaligus wujud kemarahan Kim Jong-un itu berkisar di angka Rp13 milliar.
Dan jika yang diluncurkan Korut merupakan rudal ICBM canggih seperti Hwasong-14 maka harganya bisa melebihi Rp100 milliar.
Sejak Kim Jong-un berkuasa, diam-diam Kementerian Pertahanan Korsel telah menghitung jumlah peluncuran rudal-rudal Korut sekaligus jumlah total biayanya.
Dari tahun 2011 hingga Juli 2017, Korut tercatat telah meluncurkan 31 rudal dengan total biaya mencapai sekitar 100 juta dolar AS (sekitar 1,3 triliun).
Dengan biaya yang demikian besar itu maka jika AS membiarkan Korut meluncurkan rudal tanpa melakukan reaksi militer, sebenarnya anggaran militer Korut bisa habis sebelum dipakai berperang.
Jika Presiden Donald Trump memang sengaja membiarkan Korut bangkrut sendiri karena kebanyakan melakukan uji coba rudal ICBM, maka untuk mengalahkan Korut sepertinya akan cukup mudah.
Makin sering Kim Jong-un marah kepada AS makin sering ia akan meluncurkan rudal balistiknya dan semakin banyak uang dihamburkan.
Dengan demikian jika Presiden Trump menghitung untung rugi secara bisnis, yang rugi jelas Korut dong.