Intisari-Online.com -Bekerja selama berjam-jam bisa membuat Anda lelah dan sengsara. Selain itu, bekerja terlalu lama juga berisiko meningkatkankadar kecemasan dan depresi.
Kabar buruk lainnya, berdasarkan studi terbaru, orang yang suka masuk kerja lebih awal dan pulang paling terakhir punya risiko penyakit jantung.
Begitu yang tertulis di jurnal European Heart Journal.
Periset menemukan bahwa jam kerja yang panjang terkait dengan fibrilasi atrial, suatu kondisi jantung yang menyebabkan “denyut jantung tidak teratur dan seringkali tidak normal denga cepat.”
(Baca juga:Karyawan Di Jepang Boleh Tidur Siang Saat Jam Kerja )
Kasus fibrilasi atrial paling parah bisa berakhir pada stroke dan gagal jantung.
Sekitar 85 ribu orang—baik laki-laki maupun perempuan—dilibatkan dalam penelitian ini. Tidak satu pun dari mereka yang punya fibrilasi atrial.
Meski demikian, lebih dari seribu peserta berpotensi mengembangkan kondisi fibrilasi atrialnya selama 10 tahun ke depan.
Dan saat dicek status seks, usia, dan status sosio-ekonominya, para periset menemukan bahwa yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu punya potensi 1,4 lebih besar untuk mengembangkan fibrilasi atrial.
(Baca juga:Risiko Serangan Jantung Berkurang Jika Gigi Anda Bersih)
Studi ini juga menegaskan bahwa jam kerja yang lebih lama terkait dengan depresi, kecemasan, obesitas, dan penggunaan alkohol yang bermasalah.
Untuk saat ini, tim periset masih mencari tahu kenapa jam kerja yang lebih panjang dapat menyebabkan kondisi tersebut.
“Kami menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja berjam-jam 40 persen lebih mungkin mengembangkan aritmia jantung daripada mereka yang bekerja dengan jam standar,” tulis studi.
Sembari menunggu penelitian lebih lanjut mencari tahu bagaimana hubungan jam kerja panjang dengan fibrilasi atrial, yuk kita bekerja sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Nikmatilah hidup ini, bung!
(Baca juga:Untuk Para Ibu yang Punya Anak Perempuan Harap Diperhatikan, Menstruasi Dini Penyebab Depresi Remaja)