Ibu Tiga Anak Ini Akhirnya Berteman Baik dengan Orang Asing yang Tanpa Pamrih Mendonorkan Ginjal Untuknya

Ade Sulaeman

Editor

Nicole Baltzer mendonorkan ginjalnya untuk Kara Yimoyines
Nicole Baltzer mendonorkan ginjalnya untuk Kara Yimoyines

Intisari-Online.com – Ginjal Kara Yimoyine hanya berfungsi kurang dari 20 persen saat dokternya mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan orang asing sebagai donornya.

Ibu tiga orang anak berumur 41 tahun yang tinggal di Winchester, Massachusetts, ini menderita lupus.

Sebuah kondisi autoimun kronis yang menyebabkan tubuh seseorang membuat antibodi yang menyerang dirinya sendiri.

Takut ia mati dalam daftar tunggu bertahun-tahun, teman-teman Kara menulis di media sosial, mendesak agar seseorang menjadi sukarelawan sebagai donor ginjalnya.

Beberapa minggu kemudian, di bulan Desember 2016, Nicole Baltzer, yang tinggal satu mil dari Kara, membaca cerita tentang dirinya di sebuah kelompok komuntas Facebook. Ia dites, dan ternyata cocok.

(Baca juga: Pendonor ASI Ini Memperoleh ‘Pelanggan’ dengan Permintaan Aneh)

Pada bulan Februari 2017, keduanya menjalani prosedur transplantasi berjam-jam di kamar yang sama di Tuft’s Medical Center di Boston.

Meskipun bukan prosedur bagi orang untuk bertemu dengan donor organ mereka, namun Nicole menjulurkan kepalanya ke ruangan Kara keesokan harinya. Dan inilah awal persahabatan mereka.

Sekarang, keduanya sering terlihat makan siang bersama di akhir pekan juga dengan anak perempuan mereka yang berusia delapan dan sembilan tahun.

Mereka pun menghabiskan Paskah bersama.

Kara didiagnosis saat berusia 16 tahun, ketika ia mulai mengalami demam aneh yang akan hilang setelah lima hari.

(Baca juga: Bahagianya Marinir Ini, Kini Ia Kembali Hidup Normal Setelah Mendapatkan Sepasang Donor Tangan)

“Saya tidak merasa sakit malahan. Saya pikir seperti orang lain yang terkena flu dan akan hilang seiring berjalannya waktu, jadi saya tidak memikirkannya,” kata Kara kepada DailyMail Online.

Ketika ia tinggal bersama ayahnya di Michigan, ia menyadari bahwa gejalanya tidak biasa dan ia menjalankan tes kesehatan.

Setelah menjalani tes yang berbeda selama sekitar satu bulan, ia didiagnosis menderita lupus.

Ketika kebanyakan penderita lupus mengalami ruam atau nyeri sendiri, Kara mengatakan bahwa antibodinya menyerang ginjalnya, sehingga fungsinya semakin menurun.

Ia menyadari hingga lima tahun lalu fungsi ginjalnya mulai sangat rendah dan ternyata di bawah 30 persen.

Saat inilah ia tahu ada waktu yang terbatas sebelum ginjalnya gagal total berfungsi dan ia harus menjalani dialisis.

Ia segera mulai mencari donor, tapi tidak semudah itu karena tidak menemukan kecocokan.

Hingga membuatnya putus asa. Sangat sulit baginya untuk mencari donor karena kondisinya.

Ia perlu menemukan seseorang yang darah dan jaringan tubuhnya tidak akan menghasilkan antibodi.

Hingga kira-kira fungsi ginjalnya 14 – 15 persen, ia harus segera dengan cepat menemukan seorang donor.

Itulah yang dilakukannya dengan membagi kisahnya di laman Facebook sebuah komunitas.

Dan dari situlah Nicole Batlzer, membaca tentang Kara dan mulai mempertimbangkan untuk dites sebagai donor.

Setelah menjalani beberapa bulan tes, dokter menyatakan bahwa ginjalnya cocok untuk Kara.

Artikel Terkait