Malas Berjalan Adalah 1 dari 5 Masalah Tingginya Angka Obesitas di Negara-negara Ini

Moh Habib Asyhad

Editor

Malas berjalan pemicu obesitas
Malas berjalan pemicu obesitas

Intisari-Online.com – Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada lebih dari 2 miliar orang di dunia, termasuk orang dewasa dan anak-anak, yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Bahkan jumlah bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun meningkat dari 32 juta pada 1990 menjadi 42 juta pada 2013.

Bahkan tren saat ini menunjukkan bahwa angka tersebut akan terus bertambah.

(Baca juga:Punya Pacar Obesitas dan Jelek, Gadis Cantik Thailand Ini Berkata ‘Dia Baik dan Saya Mencintainya’)

“Namun sepertinya tidak ada sadar akan krisis kesehatan masyarakat ini,” ucap Frank Hu, profesor gizi dan epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health.

Frank menambahkan bahwa setiap negara memiliki masalah yang berbeda.

Dari foto di atas, Kepulauan Pasifik, Timur Tengah, dan Amerika Serikat memimpin dalam hal daerah dengan tingkat obesitas terbesar.

Lalu mengapa ada banyak masalah obseitas antara negara ini? Berikut penjelasannya.

1. Jarang jalan

Menurut studi yang diterbitkan di Journal Nature yang menganalisis jumlah berjalan di 111 negara, Hong Kong menduduki peringkat satu dengan rata-rata berjalan selama 6.880 sehari.

Sementara paling bawah diduduki oleh Indonesia dengan 3.515 langkah.

(Baca juga:Jalan Kaki Sejauh 16 Km Setiap Hari, Petugas Penilik Jalur Kereta Api Ini Berhasil Kuliahkan Anak-anak di PTN)

Umumnya di kota-kota besar seperti Amerika, Australia, dan Eropa, orang lebih suka naik mobil daripada jalan kaki.

2. Persepsi olahraga

Di negara Timur Tengah China, olahraga bukanlah prioritas.

Sementara di Kuwait, olahraga dianggap bukanlah sesuatu hal yang bisa dilakukan secara terbuka. Terutama untuk wanita.

3. Latihan akademik adalah prioritas

Di beberapa negara di Asia Timur, fokus orangtua biasanya hanyalah prestasi akademik. Sehingga tidak heran pendidikan jasmaninya tertinggal.

(Baca juga:Mulai dari Ganggu Reproduksi Manusia Hingga Akademik Anak, Inilah 8 Konsekuensi Sosial Akibat Perubahan Iklim)

4. Faktor lingkungan

Di Timur Tengah, faktor yang menghambat olahraga di luar adalah suhu. Terlalu panas untuk melakukan aktivitas di luar ruangan.

Sementara di China adalah masalah polusi.

5. Nilai makanan

Di daerah Pasifik, di mana tingkat obesitas tertinggi, makanan olahan memegang peranan tertinggi.

Mereka biasanya memakan makanan olahan dari kaleng atau olahan. Atau memakan makanan lokai.

(Baca juga:Awas! Tanpa Kita Sadari, Makanan dan Minuman Ini Ternyata Mengandung Banyak Gula!)

Di Timur Tengah, orang kaya biasanya mengkonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi. Sebab, semakin bertambah berat badan, maka artinya mereka kaya.

Artikel Terkait