Intisari-Online.com– Bagi sebagian orang, dikeluarkannya pelakubullyingdi Thamrin City yang melibatkan 9 siswa SD dan SMP telah selesai ketika pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah atau hingga diproses secara hukum.
Padahal, penderitaan korban bisa jadi tidak berhenti sampai di situ.
Sebuah penelitian terbaru mengemukakan,korban bullying di masa kecil ternyata berdampak 40 tahun kemudian, mulai dari efek sosial, fisik, sampai kesehatan mental.
Korban bullyingtersebut memiliki risiko besar, memperoleh kesehatan fisik dan mental buruk pada umur 50 tahun.
Sering di-bully juga meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan kemauan untuk bunuh diri.
(Baca juga: Aksi Bullying Siswa SD dan SMP di Thamrin City: Anak-Anak yang Di-bully Memiliki Risiko Bunuh diri)
Penelitian yang dilakukan British National Child Development Study pada anak-anak yang lahir di Inggris ini, coba mengikuti perkembangan 7,771 anak berumur 7 sampai 11 tahun.
Ryu Takizawa, pimpinan penulis Institute of Psychiatry di King’s College London, mengatakan jika penelitian mereka menunjukan efek bullying masih terasa empat dekade kemudian.
“Dampak bullying sangat keras dan meresap, dengan konsekuensinya terhadap kesehatan, sosial, dan ekonomi, dapat berlangsung lebih lama.” Ujar Takizawa.
Individu yang di-bully pada masa kecil juga berisiko memiliki tingkat edukasi rendah, dengan lelaki yang di-bully lebih berisiko untuk menganggur.
Hubungan sosial ternyata juga bisa terpegaruh. Di-bully membuat mereka malas untuk melakukan aktivitas sosial, dan menurun tingkat kepuasan hidupnya.
(Baca juga: Mulai dari Sakit Kepala Hingga Mengompol, Inilah Tanda-tanda Anak Jadi Korban 'Bullying')
Profesor Louise Arseneault, penulis senior dari Institute of Psychiatry di King’s menambahkan,
“Kita harus membuang jauh-jauh persepsi jika perilaku bullying itu tidak bisa terhindarkan dalam pertumbuhan.”
“Guru, orang tua, dan pembuat kebijakan harus waspada, apa yang terjadi di taman bermain anak-anak (bullying) memiliki dampak jangka panjang terhadap mereka.”
“40 tahun itu waktu yang panjang, jadi tidak ada keraguan tentang pengalaman anak-anak muda bisa melindungi mereka dari bullying, atau memperburuknya.” Ujar Arseneault. (sciencedaily.com)
(Muhammad Fauzan Aziz)