Intisari-Online.com –Aksibullyingatau perundungan yang terjadi di Thamrin City,Jakarta Pusat, memicu pada keputusan pihak sekolah untuk mengeluarkan para pelaku.
Namun, tentu saja perlu disadari bahwa aksi yang dilakukan oleh 9 siswa SD dan SMP terhadap siswi SMP tersebut tidak dapat terungkap jika video yang merekam aksi mereka tidak menyebar luas di media sosial.
Bisa jadi, ada jauh lebih banyak aksibullyingyang tidak terungkap. Salah satu alasannya adalah korban yang tidak mau menceritakan aksi kekerasan yang mereka alami.
Untuk itulah, orang-orang sekitarnya, khususnya orangtua, wajib mengetahui tanda-tanda seorang anak telah menjadi korbanbullying.
Dalam tinjauan terhadap penelitian dari 15 negara, ditemukan bahwa keluhan sakit kepala, sakit punggung, sakit perut, masalah kulit, masalah tidur, mengompol, atau pusing lebih dari dua kali lebih sering terjadi di kalangan anak-anak yang menjadi korbanbullying.
(Baca juga: Tak Hanya Dikeluarkan Sekolah, Siswa SD dan SMP Pelaku ‘Bullying’ di Thamrin City Juga Tak Bisa Pakai KJP)
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa dokter anak dan orangtua harus waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin menjadi petunjuk bahwa seorang anak menjadi korban intimidasi.
Terkadang gejala yang muncul bisa bertahan lama, dan sayangnya, baru akan hilang seiring dengan semakin rendahnya harga diri mereka.
Konsekuensi paling serius daribullyingadalah bunuh diri.
Namun masalah kesehatan ini juga dapat mempengaruhi kualitas hidup banyak anak selama beberapa tahun.
Tiga puluh peneliti tersebut meneliti kaitan antara diintimidasi dan masalah psikosomatik pada anak-anak dan remaja kemudian dibandingkan dengan anak-anak dengan rekan-rekan yang tidak diganggu.
(Baca juga: Mahasiswa Gunadarma 'Bully' Penyandang Autisme: Pelaku Perlu Baca Cerita Pria Autis yang Luar Biasa Ini)
Secara keseluruhan, ditemukan bahwa anak-anak yang diintimidasi 2,17 hingga 2,39 kali lebih mungkin untuk melaporkan rasa sakit dan gejala fisik lainnya, termasuk kegelisaan, sulit tidur, merasa lelah, dan nafsu makan yang buruk.
Tentu saja, tidak setiap anak yang diintimidasi akan mengembangkan gejala-gejala ini, dan tidak setiap anak dengan gejala-gejala seperti ini telah menjadi korban gangguan, jelas peneliti.
Namun anak-anak dengan penyakit fisik yang tidak biasa ini jelas lebih mungkin menjadi korban intimidasi.
Anak-anak tidak dapat berkomunikasi dengan orang dewasa, termasuk dengan teman mereka tentang masalahbullyingmereka.
Nah, hal-hal fisik seperti inilah yang dapat menjadi tanda peringatan penting agar jangan sampai kita kehilangan mereka.
(K. Tatik Wardayati)