Intisari-Online.com -Sekilas, aksibullyingseperti yang terjadi di Thamrin City oleh 9 orang siswa SD dan SMP terhadap seorang siswi SMP, hanya menimbulkan trauma fisik.
Atau kalau pun berupa trauma psikis, banyak yang menganggap itu hanya bersifat sementara.
Padahal, ada risiko yang sangat berbahaya dari aksibullying,yaitu anak-anak korbanbullyingmemiliki risiko yang tinggi untuk bunuh diri.
Ini adalah hasil penelitian di Belanda yang rilis di jurnal JAMA Pediatrics. Mengapa mereka berisiko seperti itu?
(Baca juga: Tak Hanya Dikeluarkan Sekolah, Siswa SD dan SMP Pelaku ‘Bullying’ di Thamrin City Juga Tak Bisa Pakai KJP)
Sebab akan muncul pikiran hendak bunuh diri bagianak-anak yang pernah di-bully. Mitch van Geel dari Leiden University mengatakan bahwa kasus bunuh diri di orang dewasa terkait erat dengan masa lalu orang dewasa itu yang pernah di-bully.
Diperkirakan sebanyak 15% sampai 20% orang dewasa pernah terlibat dalambullying, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban.
(Baca juga:5 Tanda Anak Anda Pelaku Bullying) Sebanyak 5% sampai 8% remaja di Amerika Serikat pernah mencoba bunuh diri.
Dalam penelitian ini sebanyak 34 penelitian sebelumnya mengenaibullyingdan kecenderungan bunuh diri ikut disertakan.
Hasilnya mereka yang berusia 9 sampai 21 tahun yang menjadi korban memiliki kecenderungan bunuh diri 2.2 kali lebih daripada mereka yang bukan korban.
(Baca juga:Tanda-Tanda Anak Anda Pelaku Bullying) Bentukbullydi dunia maya menjadi bentuk yang mematikan.
Menurut Mitch van Geel ini karena dampakbullydi dunia maya dirasa lebih dahsyat daripada di dunia nyata.
(Mohamad Takdir)