Dicap Sakit Jiwa oleh Keluarganya, Kondisi Kesehatan Perempuan Ini Akhirnya Terungkap dari Gambar Jam yang Semua Angkanya di Sisi Kanan

Moh Habib Asyhad

Editor

Semua terungkap dengan gambar jam yang semua angkanya di sisi kanan itu
Semua terungkap dengan gambar jam yang semua angkanya di sisi kanan itu

Intisari-Online.com -Mungkin ini adalah fase kehidupan paling buruk yang pernah dialami Susannah Cahalan, wartawan yang sedang moncer-mocernya yang mendadak dicap sakit jiwa saat usianya masih 24 tahun.

Mimpi buruk itu bermula sejak Cahalan pindah ke rumah barunya di New York, Amerika Serikat.

(Baca juga:Jangan Sembarang Menuduh! Orang yang Ke Psikiater Belum Tentu Sakit Jiwa!)

Di rumah barunya itu, setiap malam ia tidak bisa tidur, ia juga selalu merasa tubuhnya gatal, kadang bahkan sesak nafas.

Dia juga selalu merasa ranjangnya ada bau binatang yang busuk, tapi kemanapun dia mencari, dia tidak menemukannya.

Sejak iu semangatnya mulai menurun, dia semakin tidak ingin pergi kerja.

Bahkan dia selalu merasa ada sesuatu yang mengikutinya di sampingnya.

Setelah beberapa waktu keluarganya datang mengunjunginya. Mereka kaget waktu mereka melihatnya.

Keluarganya hampir tak mengenalinya, wajahnya kusut dan berantakan, dia tidak lagi pergi bekerja.

Cahalan bahkan tidak bisa berkomunikasi secara normal dengan orang lain, persis seperti orang gila. Akhirnya keluarganya membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit, penyakitnya semakin parah.

Ia jadi suka menyerang orang lain, mudah marah dan kasar, bahkan beberapa kali mau kabur. Kadangkala menyerang suster dan keluarganya. Berbagai pemeriksaan pun sudah diberikan kepada Cahalan.

Bahkan sudah berganti banyak sekali dokter.

Dokter sendiri curiga kalau Susannah ini kejiwaannya terganggu dan perlu ke rumah sakit jiwa untuk diobati. Semua teman dan keluarganyapun merasa dia sudah gila.

Sampai akhirnya seorang Dokter Souhel Najjar muncul dan melakukan sebuah tes yang sangat aneh! Ia tidak lagi harus diambil darah atau di X-ray.

Dokter Najjar hanya melakukan pemeriksaan dengan cara yang sangat simpel. Ia meminta Cahalan untuk menggambar sebuah jam di atas selembar kertas.

Setelah Susannah menyelesaikan gambar itu, dokter Najjar semakin yakin akan diagnosanya sebelumnya.

(Baca juga:Perempuan Ini Bunuh Diri Setelah Menderita Penyakit Aneh yang Membuatnya Bisa Mendengar Apapun)

Keanehan pada Susannah bukan disebabkan oleh gangguan jiwa, melainkan oleh karena alasan fisiologis. Gambar jam yang dibuat Cahalan, semua angkanya ada di sebelah kanan.

Dokter merasa ada bagian dari otaknya yang mengalami kerusakan. Berdasarkan hasil tes ini, dokter Najjar melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter mendiagnosisCahalan menderita penyakit Anti-NMDA Receptor Encephalitis.

Bagaimanapun juga, ini adalah penyakit yang langka, sangat sulit untuk mengetahuinya.

Karena gejalanya sangat mirip dengan sakit kejiwaan lainnya. Padahal sakit ini menyerang kekebalan tubuh pasien dari otak. Kalau saja dokter Najjar tidak melakukan pemeriksaan ini.

Mungkin Cahalan akan dikirim ke rumah sakit jiwa dan penyakitnya malah akan bertambah parah, bahkan mungkin akan koma atau meninggal. Cahalantinggal di rumah sakit selama sebulan sampai kesadarannya kembali pulih.

Kalau ia ingat kembali beberapa bulan terakhir hidupnya, semuanya itu sama seperti mimpi.

"Selama di rumah sakit, semua ingatanku itu cuman sebagian, potongan potongan yang buruk saja. Aku perlu melihat rekaman di rumah sakit, berbicara dengan dokter," ujar Cahalan.

"Bertemu keluarga dan banyak mendengar penjelasan dari pacarku, baru aku tahu lebih banyak hal. Aku perlu menggunakan kemampuanku sebagai wartawan, untuk menemukan diriku saat itu."

Sekadar informasi, penyakit seperti yang diderita Cahalan inibaru ditemukan di tahun 2007 lalu. Untungnya ia bertemu dengan dokter Najjar yang juga menyelidiki penyakit ini.

(Baca juga:Dikira Salah Posisi Tidur, Perempuan Ini Didiagnosis Dokter Mengalami Lumpuh)

Setelah pulih, Cahalan akhirnya menulis sebuah buku berjudul Brain on Fire yang menuliskan kisah dan pengalamannya selama sakit. Di dalamnya menuliskan berbagai hal yang ia alami.

Dari buku itu terungkap bahwa ia sering melakukan hal-hal aneh ketika menderita penyakit itu, termasuk mengucapkan kata-kata aneh waktu ia mewawancarai orang.

Ia juga merasa dirinya diracun oleh orang lain. Bahkan ia merasa keluarga dan dokter semuanya ingin mencelakainya.

Waktu-waktu itu merupakan mimpi buruk bagi Cahalan. Ia sangat beruntung ada tim medis yang membantunya.

Artikel Terkait