Tidak hanya stroberi, di sini Anda juga bisa mendapatkan arbei (berwarna ungu gelap, rasanya sangat manis) dan rasberi (berwarna merah terang, harum, rasanya asam manis).
Buah-buah ini dijajakan di depan pintu gerbang Rumah Strawberry. Bisa Anda jadikan sebagai oleh-oleh.
Masih di sekitaran kebun stroberi, ada tempat istirahat sederhana yang menjual berbagai penganan dan tahu yakni Tahu Barokah.
Seperti halnya penjual tahu kuning yang lebih dulu terkenal (Tahu Tauhid), Tahu Barokah juga menjual tahu goreng dan tahu kuning mentah. Rasanya gurih lembut.
Warna kuningnya pun alami, dibuat dengan cara tahu direbus di dalam air kunyit. Cicipi juga susu kedelai hangat atau dingin. Hmmm... enak!
(Baca juga: Masih Berlibur Lebaran di Bandung? Sempatkan Singgah ke Kampung Adat Cikondang)
Kalau kantong lagi tebal, bolehlah datang ke kafe-kafe keren di Lembang. Kafe-kafe ini memberikan nuansa bersantap yang mengesankan. Sajian yang berkelas, interior bangunan yang ditata apik dan ... tentu saja, panorama alam yang permai, menjadi nilai plus kafe-kafe ini. Misalnya, The Peak, Kafe Bunga, atua Citrus Cafe.
Yang hangat-hangat
Mencari yang hangat-hangat di antara hawa dingin Lembang? Di sini ada uli bakar. Penjualnya mudah ditemukan di sepanjang jalan raya Lembang. Salah satunya ialah angkringan uli bakar milik Pak Entis (50 tahun) yang mangkal di seberang Rumah Makan Ayam Goreng Brebes I.
Uli atau jadah ketan khas Lembang ini dibuat tanpa tambahan kelapa parut, layaknya jadah gaya Jawa Tengah.
“Rasanya memang kurang gurih, tapi tidak cepat basi,” kata Pak Entis yang sudah berjualan sejak tahun 1970 ini.
Setelah dibakar di atas bara api hingga timbul aroma gosong-gosong yang nikmat, uli disajikan dalam dua versi. Versi manis dilengkapi dengan guyuran sirup gula campur kelapa parut sangrai. Sedangkan versi pedas, dimakan dengan cocolan sambal oncom.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR